Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

STUDI HADITS : "AMAL SESEORANG TIDAK MEMASUKKAN-NYA KE DALAM SYURGA, MELAINKAN RAHMAT ALLAH TA'AALA"

STUDI HADITS : "Amal Seseorang Tidak Memasukkan-nya Ke Dalam Syurga, Melainkan Rahmat Allah Ta'aala".

Di susun Oleh Abu Haitsam Fakhry

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

 *****


بسم الله الرحمن الرحيم

Rosulullah bersabda:

« لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ ». قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ»

“Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.”Para sahabat bertanya: “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Tidak. Aku pun tidak keculai jika Allah menyelimutiku dengan karunia dan rahmat-Nya.”
(HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)

*****

AMAL IBADAH ADALAH SEBAB UNTUK MENDAPATKAN RAHMAT ALLAH AGAR BISA MASUK SYURGA

=====

RAHMAT ALLAH SWT DEKAT BERSAMA ORANG-ORANG YANG BERAMAL KEBAJIKAN:

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya RAHMAT Allah sangat dekat dengan orang-orang yang beramal kebajikan”. [QS. Al-A'raaf: 56]

====
UNTUK MENDAPAKAN RAHMAT ALLAH SWT HARUS ADA AMAL DAN PERJUANGAN

Allah Ta’ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ ۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ. يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَّجَنّٰتٍ لَّهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُّقِيْمٌ

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.

Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan RAHMAT, keridhoan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya”. (QS. At-Taubah: 20-21)

Rahmat Dan Keridhoan Allah Bagi Para Pasukan Perang Uhud:

اَلَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِلّٰهِ وَالرَّسُوْلِ مِنْۢ بَعْدِ مَآ اَصَابَهُمُ الْقَرْحُ ۖ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا اَجْرٌ عَظِيْمٌۚ (*) اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ (*) فَانْقَلَبُوْا بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوْۤءٌۙ وَّاتَّبَعُوْا رِضْوَانَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْمٍ (*)

(Yaitu) orang-orang yang menaati (perintah) Allah dan Rasul setelah mereka mendapat luka (dalam Perang Uhud). Orang-orang yang berbuat kebajikan dan bertakwa di antara mereka mendapat pahala yang besar.
 
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, “Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,”ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar. [QS. Ali Imran: 172-174]

====
ORANG-ORANG YANG MENDUSTAKAN AYAT-AYAT ALLAH DAN SOMBONG PADANYA TIDAK AKAN MASUK SYURGA:

Allah SWT berfirman:

“إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ”.

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan". [QS. Al-A'raaf: 40].

====
SEMUA AMALAN MANUSIA DI CATAT DAN PERBUATAN DOSA ADALAH PENYEBAB MASUK NERAKA:

Allah Ta’ala berfirman:

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَا ۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا

Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata:

“Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,”

Dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (telah tertulis didalamnya). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (QS. Al-Kahf: 49)

====
PERINTAH BERLOMBA -LOMBA BERAMAL KABAIKAN AGAR MENDAPAT SYURGA DENGAN RAHMATNYA:

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

“Berlomba-lombalah kalian kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya.

Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadiid: 21).

Dalam ayat ini dinyatakan bahwa surga itu disediakan bagi orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Berarti ada amalan.

Begitu pula dalam ayat berikut ini :

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan” (QS. An-Nahl: 32)

Dan juga ayat ini :

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Az-Zukhruf: 72)

====
HIDAYAH ADALAH ANUGERAH DARI ALLAH SWT. MAKA SESEORANG TIDAK BOLEH SOMBONG, MESKI DIA AHLI IBADAH.

Seseorang yang mendapatkan hidayah dan kemampuan beribadah, maka itu adalah anugerah yang Allah berikan pada nya.

Dan dia harus senantiasa bersikap tawadhu dan senantiasa mensyukuri atas nikmat hidayah dan kemampuan ibadahnya.

Tidak boleh menyombongkan diri dengan mengklaim bahwa dengan ibadahnya pasti dirinya masuk Syurga, melainkan yang benar adalah semua itu adalah sebuah kemudahan dan rahmat dari Allah SWT.

Rosulullah bersabda:

« اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ”. ثُمَّ قَرَأَ (فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى) الآيَةَ.

“Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya.

Adapun orang yang termasuk dari Ahli as-Sa'aadah [penghuni Syurga], maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga.

Dan adapun orang yang termasuk dari dari orang ahli asy-Syaqoowah [penghuni neraka], maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”.

Kemudian beliau
membaca ayat: 

{فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (7)}

 Artinya: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa”. “Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)”. “Maka Kami akan memudahkan baginya jalan yang mudah [menuju syurga]”. [QS. Al Lail: 5-7].

[HR. Imam Bukhori no. 4949]

Dan kehidupan dunia diciptakan Allah untuk suatu hikmah yaitu menguji siapa yang beriman dan tidak.

Allah Ta’ala berfirman: 

{الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ }

 Artinya: “(Dia Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. [QS. Al Mulk: 2].

Imam Nawawi rahimahullah setelah menyebutkan hadits-hadist yang memerintahakan untuk beramal kebajikan beliau berkata: 

وَفِي ‌هَذِهِ ‌الْأَحَادِيثِ ‌النَّهْيُ ‌عَنْ ‌تَرْكِ ‌الْعَمَلِ ‌وَالِاتِّكَالِ ‌عَلَى ‌مَا ‌سَبَقَ ‌بِهِ ‌الْقَدَرُ بَلْ تَجِبُ الْأَعْمَالُ وَالتَّكَالِيفُ الَّتِي وَرَدَ الشَّرْعُ بِهَا وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ لَا يَقْدِرُ عَلَى غَيْرِهِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ يَسَّرَهُ اللَّهُ لِعَمَلِ السَّعَادَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ يَسَّرَهُ اللَّهُ

Artinya: “Di dalam hadits-hadits ini terdapat larangan untuk meninggalkan amal dan bersandar dengan apa yang telah ditakdirkan, akan tetapi wajib beramal dan mengerjakan beban yang disebutkan oleh syariat, dan setiap sesuatu dimudahkan untuk apa yang telah diciptakan untuknya, yang tidak ditakdirkan atas selainnya.

"Dan barangsiapa yang termasuk dari golongan orang-orang yang berbahagia, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melakukan amalan yang mengantarkan pada kebahagiaan.

Dan barangsiapa yang termasuk dari golongan orang-orang yang sengsara, Allah akan memudahkan baginya untuk melakukan amalan yang mengantarkan pada kesengsaraan." [Lihat kitab Al-Minhaaj, Syarah Shahih Muslim 16/196]

=====
TIDAK BOLEH SOMBONG DAN MERASA SUCI:

Syarat masuk surga adalah ketiadaan kesombongan dalam hati

Rasuulullaah
bersabda:

{ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ }

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” (HR Muslim)

Sombong adalah sifat penduduk neraka. Rasuulullaah
bersabda:

((إِنَّ أَهْلَ النَّارِ كُلُّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ جَمَّاعٍ مَنَّاعٍ وَأَهْلُ الْجَنَّةِ الضُّعَفَاءُ الْمَغْلُوبُونَ))

“Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras, orang yang bergaya sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak mengumpulkan harta, orang yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang yang lemah dan terkalahkan.”

[Shahih, diriwayatkan Ahmad, Al Haakim, dll]

Orang-orang sombong akan dihinakan Allah SWT 
dengan buruknya kondisi mereka ketika dibangkitkan, dan jeleknya adzab mereka

Rasuulullaah
bersabda:

((يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ الْخَبَالِ))

“Pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah penjara di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas akan membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu thinatul khobaal (lumpur kebinasaan).”

[Hadits Hasan. HR. Ahmad no. 6677, al Bukhori dalam al-Adabul Mufrad no. 557, at Tirmidzi no. 2492 dan Nu’aim bin Hammad di dalam Zawaid Az-Zuhd no. 1802 dll]

Abu Isa at-Tirmidzi berkata: “Ini adalah hadits Hasan”.

Al-Mundziri dalam at-Targhiib 4/293: “Sanadnya shahih atau Hasan atau yang mendekati keduanya”.

Di Hasankan oleh al-Albaani dlam Shahih at-Tirmidzi no. 2492 dan Shahih al-Jaami' 2/1335.

Allah SWT berfirman:

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa". [QS. An-Najm: 32].

Dan Rasulullah bersabda:

((لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ !)).

“Janganlah kalian menganggap dirimu telah suci, Allah Ta’ala-lah yang lebih tahu siapa saja sesungguhnya orang yang baik atau suci di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142)

====
KISAH AHLI IBADAH INI MASUK NERAKA KARENA KESOMBONGANNYA

Diriwayatkan dari Dhamdham bin Jaus al-Yamami beliau berkata:

Aku masuk ke dalam masjid Rasulullah , di sana ada seorang lelaki itu tua yang diinai rambutnya, putih giginya. Bersama-samanya adalah seorang anak muda yang tampan wajahnya, lalu lelaki tua itu berkata:

يَا يَمَامِيُّ تَعَالَ ، لاَ تَقُولَنَّ لِرَجُلٍ أَبَدًا: لاَ يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ ، وَاللَّهِ لاَ يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ أَبَدًا

Wahai Yamami, mari ke sini. Janganlah engkau berkata selama-lamanya kepada seseorang: Allah tidak akan mengampuni engkau, Allah tidak akan memasukkan engkau ke dalam syurga selamanya.

Aku bertanya: Siapakah engkau, semoga Allah merahmati engkau?

Lelaki tua itu menjawab:

Aku adalah Abu Hurairah. Aku pun berkata: Sesungguhnya perkataan seumpama ini biasa seseorang sebutkan kepada sebahagian keluarganya atau pembantunya apabila dia marah.

Abu Hurairah pun berkata: Janganlah engkau menyebutkan perkataan sebegitu. Sesungguhnya Aku mendengar Rasulullah bersabda:

“كَانَ رَجُلَانِ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ ، أَحَدُهُمَا مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ ، وَالْآخَرُ مُذْنِبٌ ، فَأَبْصَرَ الْمُجْتَهِدُ الْمُذْنِبَ عَلَى ذَنْبٍ ، فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ ، فَقَالَ لَهُ: خَلِّنِي وَرَبِّي ، قَالَ: وَكَانَ يُعِيدُ ذَلِكَ عَلَيْهِ ، وَيَقُولُ: خَلِّنِي وَرَبِّي ، حَتَّى وَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ ، فَاسْتَعْظَمَهُ ، فَقَالَ: وَيْحَكَ أَقْصِرْ قَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي ، أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا ؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَبَدًا ، أَوْ قَالَ: لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ أَبَدًا ، فَبُعِثَ إِلَيْهِمَا مَلَكٌ فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا ، فَاجْتَمَعَا عِنْدَهُ جَلَّ وَعَلَا ، فَقَالَ رَبُّنَا لِلْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ عَالِمًا ؟ أَمْ كُنْتَ قَادِرًا عَلَى مَا فِي يَدِي ؟ أَمْ تَحْظُرُ رَحْمَتِي عَلَى عَبْدِي ؟ اذْهَبْ إِلَى الْجَنَّةِ يُرِيدُ الْمُذْنِبَ وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ

"Ada dua orang laki-laki dari bani Isra'il yang berseberangan arah: salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribdah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, "Berhentilah.”

Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, "Berhentilah.”

Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!”

Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga.”

Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam.

Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?”

Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan RAHMAT-Ku.”Dan berkata kepada ahli ibadah: "Pergilah kamu ke dalam neraka.”

Abu Hurairah berkata: 

فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ

"Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh ia telah mengucapkan satu ucapan yang mampu merusak dunia dan akhiratnya.”

[HR. Ahmad no. 8292, Abu Daud 4901 Ibnu Hibban 5804 Abdullah bin al-Mubaarok dlm al-Musnad No. 36. Di shahihkan oleh Ibnu Hibban, Syeikh al-Albani dalam Shaihi Abu Daud no. 4901 dan Syeikh Muqbil al-Waadi’i dalam ash-Shahih al-Musnad no. 1318]

=====
CIRI AHLI IBADAH YANG TIDAK SOMBONG DIA MENGATAKAN: 
"JIKA SEANDAINYA AKU MASUK SYURGA, MAKA ITU KARENA RAHMAT ALLAH, BUKAN KARENA AMAL IBADAHKU”.

Dalam sebuah hadits disebutkan: Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah bersabda:

« لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ ». قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ

“Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.”“Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)

Seakan-akan ayat dan hadits itu bertentangan. Ayat menyatakan, kita masuk surga karena amalan dan keimanan kita. Sedangkan hadits menyatakan, faktor terbesar masuk surga adalah karena karunia Allah.

Ada beberapa penjelasan para ulama mengenai hal ini:

Yang dimaksud seseorang tidak masuk surga dengan amalnya adalah peniadaan masuk surga karena amalan.

Amalan itu sendiri tidak bisa memasukkan orang ke dalam surga. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah, tentu tidak akan bisa memasukinya. Bahkan adanya amalan juga karena sebab rahmat Allah bagi hamba-Nya.

Amalan hanyalah sebab tingginya derajat seseorang di surga, namun bukan sebab seseorang masuk ke dalam surga.

Amalan yang dilakukan hamba sama sekali tidak bisa mengganti surga yang Allah beri.

Itulah yang dimaksud, seseorang tidak memasuki surga dengan amalannya. Maksudnya ia tidak bisa ganti surga dengan amalannya. Sedangkan yang memasukkan seseorang ke dalam surga hanyalah rahmat dan karunia Allah.

(Baca: Bahjah An-Nazhirin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, 1430 H, 3: 18-19).

Imam Nawawi rahimahullah memberikan keterangan yang sangat bagus:

الْآيَاتِ الدَّالَّةِ عَلَى أَنَّ الْأَعْمَالَ يُدْخَلُ بِهَا الْجَنَّةُ فَلَا يُعَارِضُ هَذِهِ الْأَحَادِيثَ بَلْ مَعْنَى الْآيَاتِ أَنَّ دُخُولَ الْجَنَّةِ بِسَبَبِ الْأَعْمَالِ ثُمَّ التَّوْفِيقِ لِلْأَعْمَالِ وَالْهِدَايَةِ لِلْإِخْلَاصِ فِيهَا وَقَبُولِهَا بِرَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَفَضْلِهِ فَيَصِحُّ أَنَّهُ لَمْ يَدْخُلْ بِمُجَرَّدِ الْعَمَلِ وَهُوَ مُرَادُ الْأَحَادِيثِ وَيَصِحُّ أَنَّهُ دَخَلَ بِالْأَعْمَالِ أَيْ بِسَبَبِهَا وَهِيَ مِنَ الرَّحْمَةِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ

“Ayat-ayat Al-Qur’an yang ada menunjukkan bahwa amalan bisa memasukkan orang dalam surga. Maka itu tidak bertentangan dengan hadits-hadits yang ada. Bahkan makna ayat adalah masuk surga itu disebabkan karena amalan. Namun di situ ada taufik dari Allah untuk beramal. Ada hidayah untuk ikhlas pula dalam beramal.

Maka diterimanya amal memang karena rahmat dan karunia Allah. Karenanya, amalan semata tidak memasukkan seseorang ke dalam surga. Itulah yang dimaksudkan dalam hadits. Kesimpulannya, bisa saja kita katakan bahwa sebab masuk surga adalah karena ada amalan. Amalan itu ada karena rahmat Allah. Wallahu a’lam.”

(Syarh Shahih Muslim, 17/161)

Jadi kita masuk surga bukan semata-mata dengan amalan kita. Amalan kita itu bisa ada karena taufik Allah. Taufik Allah itulah karunia dan rahmat-Nya. Jadinya, amalan itu ada karena karunia dan rahmat-Nya.

Bersyukurlah jika kita termasuk orang yang dimudahkan dalam beramal.

Hadits di atas mengajarkan kita agar kita jangan TAKABBUR.

=====
IBLIS, DIA MAKHLUK ALLAH YANG PALING BANYAK BERIBADAH, NAMUN DIA SOMBONG ; MAKA DIA DIJAUHKAN DARI RAHMAT ALLAH SWT.

Ada riwayat yang mengatakan bahwa Dia menyembah Allah selama 1000 tahun, lalu Allah swt mengangkatnya ke langit pertama. Di langit pertama, Azazil beribadah menyembah Allah swt selama 1000 tahun. Kemudian dia diangkat ke langit kedua. Begitu seterusnya hingga akhirnya dia diangkat menjadi imam dan ketua malaikat ataupun imam kepada para malaikat. Ibadahnya kepada Allah paling banyak. Ada riwayat yang menyatakan Azazil beribadah kepada Allah selama 80,000 tahun dan tiada tempat di dunia ini yang tidak dijadikan tempat sujudnya ke hadrat Allah.

Akan tetapi semangat dan banyaknya ibadah Azaazil kepada Allah ini sama sekali tidak di dasari oleh keikhlasan karena Allah, akan tetapi karena dia ingin berbangga-banggaan dan banyak-banyakan ibadah dengan para malaikat. Dan juga cara-cara ibadahnya kebanyakan bukan atas petunjuk dan perintah Allah swt, melainkan semaunya sendiri, yang ada dalam jiwa Azaaziil adalah bagaimana agar dirinya bisa menyaingi para malaikat agar nampak lebih hebat dan paling tinggi kedudukannya dari para malaikat. Dan Azaaziil pun berhasil menduduki posisi yang paling tinggi di atas para malaikat.

Sehingga suatu ketika telah terjadi lagi kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh bangsa jin, kerusakan itu terus semakin meningkat, pertumpahan darah serta saling bunuh sesama mereka semakin menjadi jadi, maka Allah pada akhirnya mengutus kepada mereka Azaaziil bersama pasukan langit. Maka Azazil pun mengejar dan memburu para jin itu hingga ke pulau-pulau di tengah lautan dan di tebing-tebing gunung.

Misi Azazil telah membawa keberhasilan dan kembali dengan kemenangan. Dengan kemenangan tsb Azaaziil timbul dari dalam lubuk hatinya rasa ujub dan takabbur, timbul rasa sangat bangga, merasa sangat mulia, dan berkeyakinan bahwa tidak akan ada seorang pun yang mampu melakukan apa yang telah dia lakukan, dan tidak akan ada orang yang bisa sampai pada kemampuan seperti dirinya dalam segi kemuliaan dan ilmu pengetahuan serta kedudukannya di sisi Rabb semesta alam. 

Kaab bin al-Ahbaar berkata: Nama Azaaziil ini di langit dunia di kenal sebgai al-‘Aabid / ahli ibadah. Di langit kedua sebagai az-Zaahid / ahli zuhud. Di langit ke tiga sebagai al-‘Aarif / Ahli ma’rifat. Di langit ke empat sebagai al-Waliy / wali. Di langit keenam sebagai al-Khoozin. Di langit ke tujuh sebagai Azaazil. Dan di Lauh Mahfudz sebagai Iblis. Dan kata Iblis sendiri dari bahasa ajam bukan dari bahasa arab. Dari asal kata al-Iblaas (الإبلاس) yakni (الإبعاد) terjauhkan, yakni terjauh kan dari Rahmat Allah SWT.

Tidak ada yang mengetahui apa-apa yang tersimpan dalam jiwa Azaaziil kecuali Allah swt. Adapun para malaikat maka mereka tidak tahu sama sekali. Kemudian terjadilah sesuatu yang di luar perkiraan, yaitu Azazil menemukan dalam setiap tempat sujudnya tulisan: Iblis diusir, Iblis dikutuk, Iblis dihinakan, dan dia melihat tulisan terpampang di atas lingkaran pintu surga:

“Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba dari kalangan al-Muqorrobiin [yang didekatkan], Aku telah menyuruhnya, tapi dia tidak mau melaksanakan perintah-Ku, melainkan dia bermaksiat dan bermaksiat, maka aku mengusirnya, mengutuknya, manjauhkannya dari Rahmat-Ku dan menjadikan semua ketaatan dan amalnya bagaikan debu yang beterbangan”.

Azazil kaget dan bertanya-tanya, lalu berkata: Siapakah Iblis yang terusir ini ? Kami berlindung kepada Allah dari hal itu !. Kemudian dia menghadap kepada Allah dan berkata: Wahai Rabb-ku Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya, izinkanlah aku untuk mengutuknya ! Maka Dia mengizinkannya.Lalu Azazil pun mengutuknya seribu kali.

Azazil tidak sadar bahwa tulisan di pintu syurga itu boleh menimpa kepada sesiapa saja, termasuk dirinya.

Bukan hanya Azazil yang melihat perkara ini, ternyata dan bahkan para malaikat pun mengetahuinya dari malaikat Isrofil, yaitu ketika Israfil memperhatikan ke arah Lauh Mahfudz dia mendapati perkataan yang sama, maka setelah melihat itu dia menangis tersedu-sedu sehingga para malaikat merasa kasihan dan iba terhadapnya, maka mereka berkumpullah dan menanyakannya apa yang membuatnya menangis ???

Israfil menjawab: Aku telah menemukan sebuah rahasia dari rahasia-rahasia Rabb ku “.

Lalu dia mengkisahkannya kepada mereka, maka para malaikat pun semuanya menangis, dan mereka berteriak: “Tidak ada pilihan bagi kita kecuali kita harus pergi mendatangi Azazil, karena sesungguhnya dialah satu-satunya orang yang mustajab doanya dan termasuk orang-orang yang dekat kedudukannya di sisi Allah, mari kita minta bantuan kepadanya agar dia berkenan berdo’a kepada Allah untuk kita !”.

Maka para malaikatpun bersegera mendatangi Azaaziil dan menceritakan nya. Lalu Azaazil mengangkat kedua tangannya seraya berdoa:

“Wahai Rabb, amankan lah mereka dari pemutusan RAHMAT mu !”.

Azaaziil hanya mendoakan mereka dan lupa mendoakkan dirinya karena dia terkelabui oleh perasaan ujubnya sendiri karena merasa dirinya berada pada derajat yang menurutnya tidak mungkin, mustahil bahkan tidak tergambarkan sedikitpun dalam benaknya bahwa dirinya itu adalah iblis yang terusir dan terkutuk itu ….. Allah swt mengabulkan doa Azazil untuk para malaikat dan Allah menandai iblis dengan sebuah tanda celaka.

DOSA PERTAMA YANG IBLIS LAKUKAN:

Sebagian para ulama salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,”maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” (QS. Al Baqarah:34)

Tentang ayat ini Qotaadah berkata:

“Iblis hasud terhadap Adam ‘alaihis salaam atas kemuliaan yang telah Allah berikan kepada nya. Iblis berkata: “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi. Iblis merasa sombong dengan tidak mau bersujud kepada Adam ‘alaihis salaam” (Tafsir Ibnu Katsir 1/114)

====
HAKIKAT SOMBONG:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi SAW, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”

Seseorang yang bertanya: “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?”

Beliau menjawab: “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim no. 91)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:

“Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran”. (Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi, 2/163)


Posting Komentar

0 Komentar