KISAH MASUK ISLAMNYA RAHIB UTAMA YAHUDI ABDULLAH BIN SALAM
*****
Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhry
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
=====
Allah SWT berfirman :
﴿الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ﴾
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad (padahal belum lahir. Pen) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. [QS. Baqarah: 146]
====
=====
DAFTAR ISI :
- PENDAHULUAN
- KUMPULAN RIWAYAT MASUK ISLAMNYA ABDULLAH BIN SALAM (r.a)
- ORANG-ORANG YAHUDI MEMUSUHI MALAIKAT JIBRIL
- WASIAT MU'ADZ BIN JABAL RADHIYALLAHU ‘ANHU:
- ILMU ABDULLAH BIN SALAM (RA) TENTANG KITAB TAURAT :
- ABDULLAH BIN SALAM BERPEGANG TEGUH PADA TALI YANG KUAT
- ABDULLAH BIN SALAM (RA) TERMASUK PENGHUNI SURGA:
- AYAT-AYAT YANG SEBAB TURUNNYA BERKENAAN DENGAN ABDULLAH BIN SALAM:
- KEZUHUDAN, KESEDERHANAAN, KEMURAHAN HATI, DAN KERENDAHAN HATI:
- SEMANGATNYA BERSAMA PARA SAHABAT UNTUK BERBUAT KEBAIKAN:
- DOKUMENTASI PARA ULAMA TENTANG DIRINYA:
- WAFATNYA :
*****
بسم الله الرحمن الرحيم
====
PENDAHULUAN
Abdullah bin Salam bin Al-Harits, dengan nama kunyahnya Abu Yusuf, atau disebut juga Abu Al-Harits, berasal dari keturunan Yusuf Al-Siddiq bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim alaihimus salam.
Nama aslinya Al-Hushoin bin Salam, namun Rasulullah ﷺ mengganti namanya dengan Abdullah bin Salam setelah dia masuk Islam.
Dia adalah seorang rahib atau pendeta terkemuka Yahudi di Yastrib (Madinah) dari Bani Qainuqa'. Orang yang paling berilmu di antara orang-orang Yahudi tentang ajaran-ajaran Taurat. Dan dia seorang pemimpin para rahib Yahudi. Oleh karenanya, Abdullah bin Salam adalah seorang rabbi Yahudi yang dihormati dan disegani di kota itu, baik dikalangan orang Yahudi maupun bukan.
[Baca : Siyar A'lam al-Nubala' (3/ 413)].
Abdullah bin Salam bin Al-Harith, seorang imam yang mulia, yang disaksikan oleh Nabi ﷺ bahwa dia ahli Surga, sekutu para Ansar, termasuk di antara sahabat Nabi Muhammad ﷺ.
[ Baca : Tabaqat Ibn Saad (2: 352), wa al-Tarikh al-Kabir (5: 18), wa al-'Ibar (1: 51), wa Tahdhib al-Tahdhib (5: 249), wa al-Isabah (2: 320)].
Pada kurun waktu yang cukup lama, kesehariannya dia beribadah, mengajar dan berkhotbah di kuil (sinagog). Selanjutnya dia bertekad untuk mengabdikan diri mendalami kitab Taurat, dalam pengabdiannya itu dia terpaku dan selalu terngiang pada beberapa ayat dalam kitab Taurat yang meramalkan tentang kedatangan seorang nabi yang akan melengkapi dakwah nabi-nabi terdahulu. Al Husayn menunjukan ketertarikannya dan segera bergegas ketika mendengar berita tentang kehadiran seorang nabi di Mekkah, Dia berkata:
"Ketika saya mendengar kabar kehadiran seorang nabi utusan Tuhan. Saya mulai mengumpulkan informasi dan membuat catatan tentang siapa namanya, silsilahnya, sifat-sifatnya, waktu dan tempat asalnya dan kemudian saya mencocokannya dengan apa yang ada dalam kitab suci kami. Dari catatan yang saya buat itu makin menguatkan keyakinan saya tentang bukti otentik kenabiannya sekaligus membenarkan tujuan misinya. Akan tetapi saya menyembunyikan keyakinan saya itu dari orang-orang Yahudi"
Dia menyaksikan bersama Umar penaklukan Baitul Maqdis dan Jaabiya, dan dia meninggal di Madinah pada masa kekhilafahan Muawiyah pada tahun ketiga puluh empat.
[Al-Isti'ab (3/ 921); Siyar A'lam al-Nubala' (2/ 413); Tahdhib al-Tahdhib (5/ 219); al-Isabah (4/ 118); Tahdhib al-Asma' (1/ 255)]
*****
KUMPULAN RIWAYAT MASUK ISLAMNYA ABDULLAH BIN SALAM (r.a) :
Dia memeluk Islam setelah langsung bertemu dengan Rasulullah ﷺ.
Dan ada beberapa riwayat tentang proses masuk Islamnya Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu :
RIWAYAT PERTAMA :
Ibnu Ishaq mengisahkan dalam sejarahnya kisah masuk Islam Abdullah bin Salam dengan konteks yang paling panjang. Dia berkata :
((وَكَانَ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِاللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، كَمَا حَدَّثَنِي بَعْضُ أَهْلِهِ عَنْهُ وَعَنْ إِسْلَامِهِ حِينَ أَسْلَمَ، وَكَانَ حَبْرًا عَالِمًا مِنْ عُلَمَاءِ الْيَهُودِ، قَالَ: لَمَّا سَمِعْتُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ صِفَتَهُ وَاسْمَهُ وَزَمَانَهُ الَّذِي كُنَّا نَتَوَكَّفُ لَهُ – أَي: نَتَرَقَّبُ - فَكُنْتُ مُسِرًّا لِذَلِكَ صَامِتًا عَلَيْهِ، حَتَّى قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَلَمَّا نَزَلَ بِقُبَاءَ فِي بَنِي عَمْرٍو بْنِ عَوْفٍ، أَقْبَلَ رَجُلٌ حَتَّى أَخْبَرَ بِقُدُومِهِ وَأَنَا فِي رَأْسِ نَخْلَةٍ لِي أَعْمَلَ فِيهَا، وَعَمَّتِي خَالِدَةَ ابْنَةَ الْحَارِثِ تَحْتِي جَالِسَةٌ، فَلَمَّا سَمِعْتُ الْخَبَرَ بِقُدُومِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرْتُ، فَقَالَتْ لِيَ عَمَّتِي حِينَ سَمِعَتْ تَكْبِيرِي: خَيَّبَكَ اللَّهُ، وَاللَّهُ لَوْ كُنْتَ سَمِعْتَ بِمُوسَى بْنِ عَمْرَانَ قَادِمًا مَا زِدْتَ
قَالَ: فَقُلْتُ لَهَا: أَيُّ عَمَّةٍ، هُوَ وَاللَّهِ أَخُو مُوسَى بْنِ عَمْرَانَ وَعَلَى دِينِهِ، بُعِثَ بِمَا بُعِثَ بِهِ، قَالَتْ: فَقَالَتْ: أَيُّ ابْنَ أَخِيٍّ، أَهُوَ النَّبِيُّ الَّذِي كُنَّا نُخْبَرُ أَنَّهُ يُبْعَثُ مَعَ نَفْسِ السَّاعَةِ؟ قَالَ: فَقُلْتُ لَهَا: نَعَمْ، قَالَتْ: فَقَالَتْ: فَذَاكَ إِذًا، قَالَ: ثُمَّ خَرَجْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمْتُ، ثُمَّ رَجَعْتُ إِلَى أَهْلِ بَيْتِي فَأَمَرْتُهُمْ فَأَسْلَمُوا، قَالَ: وَكَتَمْتُ إِسْلَامِي مِنْ يَهُودٍ، ثُمَّ جِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ الْيَهُودَ قَوْمٌ بَهِتُوا، وَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَنِي فِي بَعْضِ بُيُوتِكَ وَتُغَيِّبَنِي عَنْهُمْ – أَي: تَسْتُرَنِي - ثُمَّ تَسْأَلَهُمْ عَنِّي حَتَّى يُخْبِرُوكَ كَيْفَ أَنَا فِيهِمْ، قَبْلَ أَنْ يَعْلَمُوا إِسْلَامِي، فَإِنَّهُمْ إِنْ عَلِمُوا بِهِ بَهِتُونِي وَعَابُونِي،
قَالَ: فَأَدْخَلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ بُيُوتِهِ، وَدَخَلُوا عَلَيْهِ، فَكَلَّمُوهُ وَسَأَلُوهُ، ثُمَّ قَالَ لَهُمْ: أَيُّ رَجُلٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ فِيكُمْ؟ قَالُوا: سَيِّدُنَا وَابْنُ سَيِّدِنَا، وَحَبْرُنَا وَعَالِمُنَا، قَالَ: فَلَمَّا فَرَغُوا مِنْ قَوْلِهِمْ خَرَجْتُ عَلَيْهِمْ، فَقُلْتُ لَهُمْ: يَا مَعْشَرَ يَهُودَ، اتَّقُوا اللَّهَ وَاقْبَلُوا مَا جَاءَكُم بِهِ، فَوَاللَّهِ إِنَّكُمْ لَتَعْلَمُونَ أَنَّهُ لِرَسُولِ اللَّهِ تَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَكُمْ فِي التَّوْرَاةِ بِاسْمِهِ وَصِفَتِهِ، فَإِنِّي أَشْهَدُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ، وَأُؤْمِنُ بِهِ، وَأُصَدِّقُهُ وَأَعْرِفُهُ، فَقَالُوا: كَذِبْتَ، ثُمَّ وَقَعُوا بِي، فَقُلْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَمْ أُخْبِرُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَّهُمْ قَوْمٌ بَهْتٌ، أَهْلُ غَدْرٍ وَكَذِبٍ وَفُجُورٍ؟ قَالَ: وَأَظْهَرْتُ إِسْلَامِي وَإِسْلَامُ أَهْلِ بَيْتِي، وَأَسْلَمَتْ عَمَّتِي خَالِدَةَ بِنْتَ الْحَارِثِ فَحَسُنَ إِسْلَامُهَا.))
"Dan cerita ini berasal dari cerita Abdullah bin Salam, sebagaimana yang diceritakan kepadaku oleh beberapa keluarganya tentang masuk Islamnya ketika dia masuk Islam. Dia adalah seorang rahib dan seorang alim ulama dari kalangan ulama Yahudi.
Dia berkata, 'Ketika aku mendengar tentang Rasulullah ﷺ, aku mengenal sifatnya, namanya, dan waktu kedatangannya yang kami nantikan dengan penuh harap dan kami selalu menantinya. Maka aku merahasiakan tentang hal itu dan aku diam. Menunggu hingga Rasulullah ﷺ tiba di Kota Madinah. Ketika beliau turun di Quba' di Bani Amr bin Auf, seorang pria datang mendatangiku untuk memberitahukan kedatangannya, sedangkan aku sedang berada di atas pohon kurma melakukan sesuatu, dan bibiku Khalidah binti Al-Harith duduk di bawahnya. Ketika aku mendengar kabar kedatangan Rasulullah ﷺ maka akupun bertakbir “Allahu Akbar”. Lalu bibiku ketika mendengar suara takbirku, dia berkata, ' Semoga Allah mengecewakan mu. Demi Allah, jika kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak akan berbuat apa-apa “.
Dia berkata, "Aku berkata padanya, 'Wahai bibiku, demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran dan dia mengikuti agamanya. Dia diutus dengan apa yang dia diutuskan.'
Dia berkata, 'Bibiku berkata kepadaku, 'Wahai keponakan saya, apakah dia adalah nabi yang kami dengar akan diutus bersamaan dengan as-Saa’ah [menjelang hari kiamat]?'
Aku berkata padanya, 'Ya.'
Dia berkata, 'Bibiku berkata, 'Kalo begitu, maka itu adalah dia.'
Dia berkata, 'Kemudian aku pergi menemui Rasulullah ﷺ dan aku masuk Islam. Kemudian aku kembali kepada keluargaku dan aku memerintahkan mereka untuk masuk Islam, maka mereka semua masuk Islam .
Dan aku menyembunyikan keislamanku dari orang-orang Yahudi. Kemudian aku datang kepada Rasulullah ﷺ dan aku berkata :
'Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi adalah orang yang licik. Aku ingin engkau memasukkan aku ke salah satu rumahmu dan menyembunyikanku dari mereka, kemudian engkau bertanya kepada mereka tentangku sehingga mereka memberitahumu bagaimana sikap mereka terhadapku sebelum mereka mengetahui bahwa aku telah masuk Islam. Jika mereka mengetahuinya, mereka pasti akan mengejek dan mencelaku.'
Rasulullah ﷺ kemudian membawaku ke salah satu rumahnya dan mereka pun masuk ke dalamnya. Maka mereka pun berbicara dengan beliau dan mereka bertanya kepadanya, kemudian Rasulullah ﷺ bertanya kepada mereka :
'Apakah di antara kalian ada Abdullah bin Salam?'
Mereka menjawab, 'Dia adalah pemimpin kami, anak dari pemimpin kami, seorang rahib kami dan ulama kami.'"
Dia berkata, "Ketika mereka selesai berbicara, aku keluar kepada mereka dan berkata, 'Wahai kaum Yahudi, takutlah kepada Allah dan terimalah apa yang dia bawa kepada kalian. Demi Allah, kalian tahu bahwa dia adalah Rasulullah yang kalian temukan tertulis di dalam Taurat kalian dengan nama-nya dan sifat-nya. Aku bersaksi bahwa dia adalah Rasulullah, aku beriman padanya, aku membenarkan-Nya, dan aku mengenal-Nya.
Mereka berkata, 'Engkau berdusta,' kemudian mereka menyerangku dengan celaan.'
Aku berkata kepada Rasulullah ﷺ, 'Bukankah aku telah memberitahu engkau, wahai Rasulullah, bahwa mereka adalah orang yang licik, pengkhianat, dan berbuat kefasikan?' Lalu dia berkata: 'Dan stelah itu akupun menampakkan keislamanku dan keislaman keluargaku, dan bibiku Khalidah binti Al-Harith masuk Islam dengan keIslaman yang baik.'" [Sirah Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam (1/516)].
RIWAYAT KEDUA :
Diriwayatkan oleh Ath-Ṭhabarani dalam "Al-Mu'jam Al-Kabir" (14/322) nomor (14955) dengan sanadnya dari Muhammad bin Hamzah bin Yusuf bin Abdullah bin Salam, dari ayahnya:
"أن عبدَالله بن سلامٍ قال لأحبارِ اليهودِ: إني أُحْدِثُ بمسجدِ أبينا إبراهيمَ وإسماعيلَ عهدًا، فانْطَلَقَ إلى رسولِ الله صلى الله عليه وسلم وهو بمكةَ، فوافاهم وقد انصرفوا من الحجِّ، فوجد رسولَ الله صلى الله عليه وسلم بمنى، والناسُ حولَه، فقام مع الناسِ، فلما نظر إليه رسولُ الله صلى الله عليه وسلم قال: «أَنْتَ عَبْدُ اللهِ بنُ سَلَامٍ؟» قال: قلتُ: نعم، قال: «ادْنُ» ، فدنوتُ منه، قال: «أَنْشُدُكَ بِاللهِ يَا عَبْدَاللهِ بنَ سَلَامٍ، أَمَا تَجِدُنِي فِي التَّوْرَاةِ رَسُولَ اللهِ؟» فقلتُ له: انعتْ ربَّنا، قال: فجاء جبريلُ عليه السلام حتى وقف بين يدي رسولِ الله صلى الله عليه وسلم فقال : {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ *اللَّهُ الصَمَدُ *لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ *وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ *} ، فقرأها علينا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم. قال ابنُ سلامٍ: أشهدُ أن لا إله إلا الله، وأنك رسولُ الله. ثم انصرف ابنُ سلامٍ إلى المدينةِ، فكتم إسلامَهُ.
فلما هاجر رسولُ الله صلى الله عليه وسلم؛ قَدِم المدينةَ وأنا فوقُ في نخلةٍ لي أَجُدُّها، فسمعتُ رَجّةً في المدينةِ، فقلتُ: ما هذا؟ قالوا: هذا رسولُ الله قد قدم. / فألقيتُ نفسي من أعلى النخلةِ، ثم جِئتُ أَحفِزُ حتى أتيتُهُ، فسلمتُ عليه، ثم رجعتُ، فقالت أمي: للهِ أنتَ! والله لو كان موسى بن عمرانَ عليه السلام ما كان نَوْلُكَ تُلقيَ نفسَكَ من أعلى النخلةِ! فقلتُ: واللهِ، لَأَنا أَسَرُّ بقدومِ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم من موسى بن عمرانَ إذ بُعِثَ".
"Bahwa Abdullah bin Salam berkata kepada para rahib Yahudi: 'Sesungguhnya aku membawa berita di masjid leluhur kita Ibrahim dan Ismail suatu perjanjian.'
Lalu ia pergi mendatangi Rasulullah ﷺ di Makkah ketika mereka sedang dalam perjalanan haji, namun mereka telah kembali dari haji. Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Mina, ia menemukan banyak orang berkerumun di sekitarnya, maka ia bergabung dengan mereka.
Ketika Rasulullah ﷺ melihatnya, beliau bersabda: 'Engkau adalah Abdullah bin Salam?' Abdullah menjawab: 'Ya.' Rasulullah ﷺ berkata: 'Dekatkan dirimu.' Abdullah mendekatinya.
Rasulullah ﷺ bersabda: 'Demi Allah, wahai Abdullah bin Salam, apakah engkau tidak mendapati aku dalam kitab Taurat sebagai Rasul Allah?'
Abdullah menjawab: 'Sebutkanlah tentang sifat Tuhan kita.' Lalu Jibril datang hingga berdiri di hadapan Rasulullah ﷺ dan membacakan ayat-ayat:
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia” [Al-Ikhlas: 1-4].
Kemudian Rasulullah ﷺ membacakannya kepada kami.
Abdullah bin Salam berkata: 'Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa engkau adalah Rasul Allah.'
Kemudian Abdullah bin Salam kembali ke Madinah, dan ia menyembunyikan Islamnya.
Ketika Rasulullah ﷺ berhijrah dan tiba di Madinah, aku berada di atas sebuah pohon kurma yang kumiliki, aku sedang memanennya. Aku mendengar gemuruh di kota dan bertanya, "Apa itu?"
Mereka menjawab, "Itu adalah Rasulullah telah tiba."
Aku lalu menjatuhkan diriku dari atas pohon kurma tersebut, kemudian aku bergegas menuju ke arahnya, menyapanya, lalu kembali.
Ibuku berkata, "Astaghfirullah! Demi Allah, seandainya Musa bin Amran (alaihis salam) pun kamu tidak akan menjatuhkan dirimu dari atas pohon kurma seperti itu!"
Aku menjawab, "Demi Allah, aku lebih tergila-gila dengan kedatangan Rasulullah ﷺ dari pada kedatangan Musa bin Amran ketika dia diutus."
[Ibnu Katsir mencatatnya dalam "Jami' Al-Masaneed" (5640/Qol’aji) dan (4/97/Ibnu Duhaisy), dari ath-Thabarani melalui jalur Waliid bin Muslim.
Al-Haitsami juga menyebutkan dalam "Majma' Az-Zawaid" (7/146) dan (8/242-243), dan beliau berkata dalam kedua tempat tersebut:
«رواه الطبراني، ورجاله ثقات، إلا أن حمزة لم يدرك جده عبد الله بن سلام»
"Diriwayatkan oleh At-Ṭabarani, dan perawinya adalah thiqah (tepercaya), kecuali bahwa Hamzah tidak mendapati kakeknya Abdullah bin Salam."
Dalam (9/326), beliau berkata:
«رواه الطبراني، وإسناده منقطع، ورجاله ثقات» .
"Diriwayatkan oleh At-Ṭabarani, isnadnya terputus, dan perawinya adalah thiqah."
Abu Nu'aim juga meriwayatkannya dalam "Dala'il An-Nubuwwah" (246) dari ath-Thabarani.
Ibnu Katsir juga mengutipnya dalam "Tafsir" (8/172-173) dari "Dala'il An-Nubuwwah".
Ibnu Abi 'Ashim juga meriwayatkannya dalam "As-Sunnah" (664) dari Muhammad bin Mushaffaa, dengan ringkas].
RIWAYAT KE TIGA :
Imam Ahmad berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, menceritakan kepada kami Auf, dari Zurarah, dari Abdullah bin Salam. Dia berkata:
لَمَّا قَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الْمَدِينَةَ انْجَفَل النَّاسُ، فَكُنْتُ فِيمَنْ انْجَفَلَ، فَلَمَّا تَبَيَّنَتْ وَجْهُهُ عَرَفْتُ أَنَّهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ. فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ"
Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah, orang-orang berdesakan, dan aku termasuk yang berdesakan. Ketika wajahnya terangkat, aku tahu bahwa wajahnya bukan wajah pembohong.
Yang pertama kali aku dengar dari beliau adalah: "Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan kepada orang miskin, jagalah silaturahmi, dan bersembahyanglah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan salaam."
Dalam al-Bidayah wan Nihayah , Ibnu Katsir berkata :
وَرَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَابْنُ مَاجَهْ، مِنْ طُرُقٍ عَنْ عَوْفٍ الْأَعْرَابِيِّ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَبِي أَوْفَى بِهِ عَنْهُ. وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: صَحِيحٌ. وَمُقْتَضَى هَذَا السِّيَاقِ يَقْتَضِي أَنَّهُ سَمِعَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَآهُ أَوَّلَ قُدُومِهِ حِينَ أَنَاخَ بِقُبَاءَ فِي بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، وَتَقَدَّمَ فِي رِوَايَةِ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ اجْتَمَعَ بِهِ حِينَ أَنَاخَ عِنْدَ دَارِ أَبِي أَيُّوبَ، بَعْدَ ارْتِحَالِهِ مَنْ قُبَاءَ إِلَى دَارِ بَنِي النَّجَّارِ. كَمَا تَقَدَّمَ، فَلَعَلَّهُ رَآهُ أَوَّلَ مَا رَآهُ بِقُبَاءَ، وَاجْتَمَعَ بِهِ بَعْدَمَا صَارَ إِلَى دَارِ بَنِي النَّجَّارِ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Dan riwayat ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari jalur Auf al-A'rabiy, dari Zurarah bin Abi Aufa darinya.
Dan Tirmidzi berkata: "Hadits ini sahih."
Konteks dari hadits ini menunjukkan bahwa dia mendengar dari Nabi ﷺ dan melihatnya pada awal kedatangannya ketika beliau berkemah di Quba di Bani 'Amr bin 'Auf.
Dan telah disebutkan dalam riwayat lain dari Abdul Aziz bin Shuhayb, dari Anas : “bahwa dia bertemu dengan beliau ﷺ ketika beliau berkemah di rumah Abu Ayyub saat beliau pergi meninggalkan Quba menuju perkampungan Bani al-Najjar seperti yang telah disebutkan.
Mungkin dia melihat beliau ﷺ untuk pertama kalinya di Quba, dan dia bertemu dengan beliau ﷺ setelah beliau pindah ke rumah Bani al-Najjar, wallahu a’lam”. [Kutipan Selesai]
RIWAYAT KEEMPAT :
Dalam konteks riwayat Imam Bukhari, dari Abdul Aziz, dari Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- di sebutkan :
أَقْبَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إلى المَدِينَةِ وهو مُرْدِفٌ أبا بَكْرٍ، وأَبُو بَكْرٍ شيخٌ يُعْرَفُ، ونَبِيُّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ شابٌّ لا يُعْرَفُ، قالَ: فَيَلْقَى الرَّجُلُ أبا بَكْرٍ فيَقولُ: يا أبا بَكْرٍ، مَن هذا الرَّجُلُ الذي بيْنَ يَدَيْكَ؟ فيَقولُ: هذا الرَّجُلُ يَهْدِينِي السَّبِيلَ، قالَ: فَيَحْسِبُ الحاسِبُ أنَّه إنَّما يَعْنِي الطَّرِيقَ، وإنَّما يَعْنِي سَبِيلَ الخَيْرِ، فالْتَفَتَ أبو بَكْرٍ فإذا هو بفارِسٍ قدْ لَحِقَهُمْ، فقالَ: يا رَسولَ اللَّهِ، هذا فارِسٌ قدْ لَحِقَ بنا، فالْتَفَتَ نَبِيُّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فقالَ: اللَّهُمَّ اصْرَعْهُ. فَصَرَعَهُ الفَرَسُ، ثُمَّ قامَتْ تُحَمْحِمُ، فقالَ: يا نَبِيَّ اللَّهِ، مُرْنِي بما شِئْتَ، قالَ: فقِفْ مَكانَكَ، لا تَتْرُكَنَّ أحَدًا يَلْحَقُ بنا.
قالَ: فَكانَ أوَّلَ النَّهارِ جاهِدًا علَى نَبِيِّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وكانَ آخِرَ النَّهارِ مَسْلَحَةً له، فَنَزَلَ رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ جانِبَ الحَرَّةِ، ثُمَّ بَعَثَ إلى الأنْصارِ، فَجاؤُوا إلى نَبِيِّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وأَبِي بَكْرٍ فَسَلَّمُوا عليهما، وقالوا: ارْكَبا آمِنَيْنِ مُطاعَيْنِ. فَرَكِبَ نَبِيُّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وأَبُو بَكْرٍ، وحَفُّوا دُونَهُما بالسِّلاحِ،
فقِيلَ في المَدِينَةِ: جاءَ نَبِيُّ اللَّهِ، جاءَ نَبِيُّ اللَّهِ، صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فأشْرَفُوا يَنْظُرُونَ ويقولونَ: جاءَ نَبِيُّ اللَّهِ، جاءَ نَبِيُّ اللَّهِ، فأقْبَلَ يَسِيرُ حتَّى نَزَلَ جانِبَ دارِ أبِي أيُّوبَ، فإنَّه لَيُحَدِّثُ أهْلَهُ إذْ سَمِعَ به عبدُ اللَّهِ بنُ سَلَامٍ وهو في نَخْلٍ لأهْلِهِ يَخْتَرِفُ لهمْ، فَعَجِلَ أنْ يَضَعَ الذي يَخْتَرِفُ لهمْ فيها، فَجاءَ وهي معهُ، فَسَمِعَ مِن نَبِيِّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، ثُمَّ رَجَعَ إلى أهْلِهِ، فقالَ نَبِيُّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أيُّ بُيُوتِ أهْلِنا أقْرَبُ؟ فقالَ أبو أيُّوبَ: أنا يا نَبِيَّ اللَّهِ، هذِه دارِي وهذا بابِي،
قالَ: فانْطَلِقْ فَهَيِّئْ لنا مَقِيلًا، قالَ: قُومَا علَى بَرَكَةِ اللَّهِ، فَلَمَّا جاءَ نَبِيُّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ جاءَ عبدُ اللَّهِ بنُ سَلَامٍ فقالَ: أشْهَدُ أنَّكَ رَسولُ اللَّهِ، وأنَّكَ جِئْتَ بحَقٍّ، وقدْ عَلِمَتْ يَهُودُ أنِّي سَيِّدُهُمْ وابنُ سَيِّدِهِمْ، وأَعْلَمُهُمْ وابنُ أعْلَمِهِمْ، فادْعُهُمْ فاسْأَلْهُمْ عَنِّي قَبْلَ أنْ يَعْلَمُوا أنِّي قدْ أسْلَمْتُ؛ فإنَّهُمْ إنْ يَعْلَمُوا أنِّي قدْ أسْلَمْتُ قالُوا فِيَّ ما ليسَ فِيَّ. فأرْسَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فأقْبَلُوا فَدَخَلُوا عليه،
فقالَ لهمْ رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا مَعْشَرَ اليَهُودِ، ويْلَكُمْ! اتَّقُوا اللَّهَ؛ فَواللَّهِ الذي لا إلَهَ إلَّا هُوَ، إنَّكُمْ لَتَعْلَمُونَ أنِّي رَسولُ اللَّهِ حَقًّا، وأَنِّي جِئْتُكُمْ بحَقٍّ، فأسْلِمُوا، قالوا: ما نَعْلَمُهُ، قالُوا للنَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، قالَها ثَلاثَ مِرارٍ، قالَ: فأيُّ رَجُلٍ فِيكُمْ عبدُ اللَّهِ بنُ سَلَامٍ؟ قالوا: ذاكَ سَيِّدُنا وابنُ سَيِّدِنا، وأَعْلَمُنا وابنُ أعْلَمِنا، قالَ: أفَرَأَيْتُمْ إنْ أسْلَمَ؟ قالوا: حاشَى لِلَّهِ! ما كانَ لِيُسْلِمَ، قالَ: أفَرَأَيْتُمْ إنْ أسْلَمَ؟ قالوا: حاشَى لِلَّهِ! ما كانَ لِيُسْلِمَ، قالَ: أفَرَأَيْتُمْ إنْ أسْلَمَ؟ قالوا: حاشَى لِلَّهِ! ما كانَ لِيُسْلِمَ، قالَ: يا ابْنَ سَلَامٍ، اخْرُجْ عليهم، فَخَرَجَ فقالَ: يا مَعْشَرَ اليَهُودِ، اتَّقُوا اللَّهَ؛ فَواللَّهِ الذي لا إلَهَ إلَّا هُوَ، إنَّكُمْ لَتَعْلَمُونَ أنَّه رَسولُ اللَّهِ، وأنَّهُ جاءَ بحَقٍّ، فقالوا: كَذَبْتَ، فأخْرَجَهُمْ رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ.
Nabi Allah ﷺ menuju arah Madinah , memboncengkan Abu Bakar, sementara Abu Bakar adalah seorang yang sudah tua dan dikenal oleh banyak orang, sedangkan Nabi Allah ﷺ masih muda dan tidak dikenal.
Lalu ada seorang pria mendekati Abu Bakar dan bertanya, "Wahai Abu Bakar, siapakah orang ini di hadapanmu?"
Abu Bakar menjawab, "Dia adalah orang yang menunjukkan kepadaku jalan."
Pria itu mengira bahwa Abu Bakar bermaksud pada jalan biasa, padahal Abu Bakar bermaksud pada jalan kebaikan. Abu Bakar kemudian menoleh ke belakang dan ternyata dia adalah seorang penunggang kuda yang mengikutinya.
Dia mengatakan, "Wahai Rasulullah, ada seorang penunggang kuda yang menyusul kami." Nabi Allah ﷺ berdoa, "Ya Allah, tumbangkanlah dia."
Lalu kuda itu terpelanting. penunggang kuda itu kemudian datang ke arah Nabi Allah ﷺ sambil berkata, "Wahai Rasulullah, perintahkan aku apa pun yang engkau inginkan."
Nabi Allah ﷺ berkata, "Diamlah di posisimu dan jangan biarkan siapapun mengejar kami."
Maka di hari itu dia di pagi harinya, berjuang melawan Nabi Allah ﷺ, namun di sore harinya, dia berubah menjadi penolong Nabi Allah ﷺ.
Rasulullah ﷺ kemudian mendirikan tenda di dekat rumah Abu Ayyub. Kemudian dia mengirim utusan kepada para kaum Anshar, maka mereka pun datang kepada Nabi Allah ﷺ dan Abu Bakar, dan mereka memberi salam, dan berkata, "Kalian berdua naiklah bersama kami, kalian bedua akan di lindungi keamanannya , kalian berdua akan ditaati ."
Maka Nabi Allah ﷺ dan Abu Bakar naik bersama mereka, sementara mereka melindungi mereka berdua dengan senjata.
Di Madinah, berita tentang kedatangan Nabi Allah ﷺ menyebar dan orang-orang berkata, "Nabi Allah datang, Nabi Allah datang," dan mereka keluar untuk melihatnya sambil berkata, "Nabi Allah datang, Nabi Allah datang."
Nabi Allah ﷺ terus bergerak kearah Madinah, hingga beliau sampai di samping rumah Abu Ayyub. Lalu beliau berbicara dengan keluarga pemilik rumah itu, dan tiba-tiba Abdullah bin Salam mendengarnya, dan saat dia berada di pohon kurma, sedang memetik buah kurma untuk keluarganya.
Maka dia segera meletakkan apa yang dia petik untuk mereka . Kemudian datang ke tempat Nabi Allah ﷺ, lalu dia kembali ke keluarganya setelah mendengar Nabi Allah ﷺ.
Nabi Allah ﷺ bertanya, "Di manakah rumah-rumah keluarga kami yang paling dekat?"
Abu Ayyub menjawab, "Di sini, wahai Nabi Allah, ini rumahku dan ini pintuku."
Nabi Allah ﷺ kemudian berkata, "Persiapkanlah bagi kami tempat istirahat siang."
Dia berkata, "Kalian bedua berdirilah, di atas barakah Allah!."
Ketika Nabi Allah ﷺ datang, Abdullah bin Salam datang pula dan berkata :
"Saya bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah, dan engkau telah datang dengan kebenaran. Orang-orang Yahudi telah mengetahui bahwa saya adalah pemimpin mereka dan anak pemimpin mereka. Aku adalah orang yang paling berilmu diantara mereka dan aku adalah putra orang yang paling berilmu diantara mereka. Maka undanglah mereka dan tanyakan pada mereka tentang diriku sebelum mereka mengetahui bahwa aku telah menjadi Muslim, karena jika mereka mengetahuinya, mereka akan berbicara tentangku sesuatu yang tidak benar."
Maka Nabi Allah ﷺ mengirim utusan pada mereka, dan mereka pun mau datang dan bertemu dengannya. Rasulullah ﷺ berkata kepada mereka :
"Wahai kaum Yahudi, bertaqwalah kepada Allah. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, kalian tahu bahwa aku adalah Rasul Allah dengan benar, dan aku datang kepadamu dengan kebenaran. Maka terimalah Islam."
Mereka berkata, "Kamu berdusta." Maka Rasulullah ﷺ menyuruh mereka keluar.
[HR. Bukhori no. 3911].
RIWAYAT KE LIMA :
Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata;
لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ نَزَلَ فِي عُلْوِ الْمَدِينَةِ فِي حَيٍّ يُقَالُ لَهُمْ بَنُو عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ قَالَ فَأَقَامَ فِيهِمْ أَرْبَعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى مَلَإِ بَنِي النَّجَّارِ قَالَ فَجَاءُوا مُتَقَلِّدِي سُيُوفِهِمْ قَالَ وَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَاحِلَتِهِ وَأَبُو بَكْرٍ رِدْفَهُ وَمَلَأُ بَنِي النَّجَّارِ حَوْلَهُ حَتَّى أَلْقَى بِفِنَاءِ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ فَكَانَ يُصَلِّي حَيْثُ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ وَيُصَلِّي فِي مَرَابِضِ الْغَنَمِ قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ أَمَرَ بِبِنَاءِ الْمَسْجِدِ فَأَرْسَلَ إِلَى مَلَإِ بَنِي النَّجَّارِ فَجَاءُوا فَقَالَ يَا بَنِي النَّجَّارِ ثَامِنُونِي حَائِطَكُمْ هَذَا فَقَالُوا لَا وَاللَّهِ لَا نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلَّا إِلَى اللَّهِ قَالَ فَكَانَ فِيهِ مَا أَقُولُ لَكُمْ كَانَتْ فِيهِ قُبُورُ الْمُشْرِكِينَ وَكَانَتْ فِيهِ خِرَبٌ وَكَانَ فِيهِ نَخْلٌ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقُبُورِ الْمُشْرِكِينَ فَنُبِشَتْ وَبِالْخِرَبِ فَسُوِّيَتْ وَبِالنَّخْلِ فَقُطِعَ قَالَ فَصَفُّوا النَّخْلَ قِبْلَةَ الْمَسْجِدِ قَالَ وَجَعَلُوا عِضَادَتَيْهِ حِجَارَةً قَالَ قَالَ جَعَلُوا يَنْقُلُونَ ذَاكَ الصَّخْرَ وَهُمْ يَرْتَجِزُونَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُمْ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ إِنَّهُ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُ الْآخِرَهْ فَانْصُرْ الْأَنْصَارَ وَالْمُهَاجِرَهْ
"Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah, beliau singgah di dataran tinggi Madinah, sebuah perkampungan yang mereka kenal sebagai Suku 'Amru bin 'Auf.
Anas berkata; "Maka beliau tinggal selama empat belas malam. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menemui pemimpin suku Bani Najjar. Maka mereka datang sambil menyarungkan pedang di badan mereka.
Anas melanjutkan; "Aku melihat Nabi ﷺ diatas tunggangannya, sedangkan Abu Bakar membonceng di belakang beliau, sementara para pembesar suku Najjar mendampingi di sekeliling beliau hingga sampai di sumur milik Abu Ayyub.
Anas berkata; "Beliau lalu bersegera mendirikan shalat saat waktu sudah masuk. Beliau shalat di kandang kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun masjid.
Lalu Beliau mengutus seseorang untuk menemui pembesar suku Najjar.
Utusan itu berkata; "Wahai suku Najjar, sebutkan berapa harga kebun kalian ini?"
Mereka berkata; "Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menjualnya kecuali kepada Allah!".
Anas berkata; "Aku beritahu kepada kalian bahwa kebun itu banyak terdapat kuburan orang-orang musyrik, juga ada sisa-sisa reruntuhan rumah dan pohon-pohon kurma."
Maka Nabi ﷺ memerintahkan untuk membongkar kuburan-kuburan tersebut.
Sedangkan reruntuhan rumah supaya diratakan dan untuk pohon-pohon kurma ditumbangkan, lalu dipindahkan didepan arah qiblat masjid.
Anas berkata; "Maka mereka bekerja membuat pintu masjid dari pohon dan mengangkut bebatuan yang besar-besar sambil bersenandung. Sedangkan Rasulullah ﷺ ikut bekerja bersama mereka sambil mengucapkan:
"Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka tolonglah kaum Anshar dan Muhajirin."
[HR. Bukhari no. 3932 dan Muslim no. 524]
RIWAYAT KE ENAM :
Diriwayatkan dalam hadis sahih bahwa Abu Hurairah berkata: Rasulullah ﷺ bersabda :
لَوْ تابَعَنِي عَشَرَةٌ مِنَ اليَهُودِ، لَمْ يَبْقَ علَى ظَهْرِها يَهُودِيٌّ إلَّا أسْلَمَ.
"Seandainya sepuluh orang Yahudi mengikuti aku, tidak akan tersisa seorang pun di antara mereka yang belum memeluk Islam." [HR. 3941 dan Muslim no. 2793]
Cerita tersebut juga dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (23984), dan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya (2106 sumber), dari A'uf bin Malik Al-Ashja'i, dia berkata:
انْطَلَقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا وَأَنَا مَعَهُ حَتَّى دَخَلْنَا كَنِيسَةَ الْيَهُودِ بِالْمَدِينَةِ، يَوْمَ عِيدٍ لَهُمْ، فَكَرِهُوا دُخُولَنَا عَلَيْهِمْ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ أَرُونِي اثْنَيْ عَشَرَ رَجُلًا يَشْهَدُونَ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، يُحْبِطِ اللَّهُ عَنْ كُلِّ يَهُودِيٍّ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ الْغَضَبَ، الَّذِي غَضِبَ عَلَيْهِ» قَالَ: فَأَسْكَتُوا مَا أَجَابَهُ مِنْهُمْ أَحَدٌ، ثُمَّ رَدَّ عَلَيْهِمْ فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ، ثُمَّ ثَلَّثَ فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ، فَقَالَ: «أَبَيْتُمْ فَوَاللَّهِ إِنِّي لَأَنَا الْحَاشِرُ، وَأَنَا الْعَاقِبُ، وَأَنَا النَّبِيُّ الْمُصْطَفَى، آمَنْتُمْ أَوْ كَذَّبْتُمْ». ثُمَّ انْصَرَفَ وَأَنَا مَعَهُ حَتَّى إِذَا كِدْنَا أَنْ نَخْرُجَ نَادَى رَجُلٌ مِنْ خَلْفِنَا: كَمَا أَنْتَ يَا مُحَمَّدُ. قَالَ: فَأَقْبَلَ.
فَقَالَ ذَلِكَ الرَّجُلُ: أَيَّ رَجُلٍ تَعْلَمُونَي فِيكُمْ يَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ؟ قَالُوا: وَاللَّهِ مَا نَعْلَمُ أَنَّهُ كَانَ فِينَا رَجُلٌ أَعْلَمُ بِكِتَابِ اللَّهِ مِنْكَ، وَلَا أَفْقَهُ مِنْكَ، وَلَا مِنْ أَبِيكَ قَبْلَكَ، وَلَا مِنْ جَدِّكَ قَبْلَ أَبِيكَ. قَالَ: فَإِنِّي أَشْهَدُ لَهُ بِاللَّهِ أَنَّهُ نَبِيُّ اللَّهِ، الَّذِي تَجِدُونَهُ فِي التَّوْرَاةِ، قَالُوا: كَذَبْتَ، ثُمَّ رَدُّوا عَلَيْهِ قَوْلَهُ، وَقَالُوا فِيهِ شَرًّا، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كَذَبْتُمْ لَنْ يُقْبَلَ قَوْلُكُمْ، أَمَّا آنِفًا فَتُثْنُونَ عَلَيْهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا أَثْنَيْتُمْ، وَلَمَّا آمَنَ أَكْذَبْتُمُوهُ، وَقُلْتُمْ فِيهِ مَا قُلْتُمْ، فَلَنْ يُقْبَلَ قَوْلُكُمْ».
قَالَ: فَخَرَجْنَا وَنَحْنُ ثَلَاثَةٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَا وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ، وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ: {قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [الأحقاف: 10]
"Rasulullah ﷺ pergi bersamaku sampai kami masuk ke sinagoge orang Yahudi di Madinah pada hari raya mereka. Mereka tidak suka kami masuk. Maka Rasulullah ﷺ berkata kepada mereka:
'Wahai orang-orang Yahudi, tunjukkanlah kepada saya dua belas orang yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa saya adalah utusan Allah. Allah akan menghindarkan setiap Yahudi di bawah langit dari kemurkaan yang Allah murkai.'
Mereka tidak menjawabnya, kemudian beliau mengulangi permintaannya dua kali lagi tanpa mendapatkan jawaban.
Lalu dia berkata: ‘Beliau berkata, "Kalian menolaknya, demi Allah, sungguh, aku adalah al-Haasyir (yang akan mengumpulkan kalian), dan aku adalah yang terakhir (dari para Nabi), dan aku adalah Nabi yang terpilih. Apakah kalian beriman atau mendustakan (aku)?"
Kemudian beliau pergi, dan aku mengikutinya sampai ketika kami hampir keluar, tiba-tiba ada seorang dari belakang kami memanggil, "Seperti engkau, hai Muhammad." Nabi Muhammad membalikkan diri.
Lalu pria tersebut berkata, "Siapa di antara kalian yang mengenaliku dengan baik, hai kumpulan orang Yahudi?"
Mereka menjawab, "Demi Allah, kami tidak mengetahui bahwa di antara kami ada seorang yang lebih memahami Kitabullah daripada engkau, atau lebih paham (tentang agama) daripada ayahmu sebelummu, atau lebih paham daripada kakekmu sebelum ayahmu."
Dia berkata, "Sesungguhnya aku bersaksi atas nama Allah bahwa dia adalah Nabi Allah yang kalian temukan dalam Taurat."
Mereka menjawab, "Engkau berdusta." Kemudian mereka menentangnya dengan argumen dan mengatakan tentangnya hal-hal buruk.
Rasulullah ﷺ bersabda, "Kalian berdusta. Kata-kata kalian tidak akan diterima. Pada awalnya kalian memuji dia dengan kebaikan yang kalian pujikan padanya. Ketika dia beriman, kalian mendustakannya dan mengatakan tentangnya apa yang kalian katakan. Oleh karena itu, kata-kata kalian tidak akan diterima."
Dia berkata, "Kemudian kami keluar, kami bertiga, Rasulullah ﷺ, aku, dan Abdullah bin Salam. Dan Allah Azza wa Jalla menurunkan firman-Nya tentangnya:"
[Katakanlah, "Apakah kalian melihat jika (Al-Qur'an) itu berasal dari sisi Allah, kemudian kalian mengingkarinya, sedangkan saksi dari Bani Israil telah memberi kesaksian terhadap kitab yang serupa dengannya, lalu dia beriman sedangkan kalian menyombongkan diri?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim] (Al-Ahqaf: 10)."
Penulis katakan : "Dan mungkin kisah ini terjadi dalam kesempatan lain setelah dia pertama kali masuk Islam, semoga Allah meridhainya."
*****
ORANG-ORANG YAHUDI MEMUSUHI MALAIKAT JIBRIL:
Berikut ini hadits tentang hal ini :
HADITS KE SATU :
Dari Tsauban maula Rasulullah ﷺ, ia berkata,
كُنْتُ قَاعِدًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ حَبْرٌ مِنْ أَحْبَارِ الْيَهُودِ، فَقَالَ: سَلَامٌ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّدُ، فَدَفَعْتُهُ دَفْعَةً كَادَ يُصْرَعُ مِنْهَا، فَقَالَ: لِمَ تَدْفَعُنِي؟ فَقُلْتُ: أَلَا تَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ الْيَهُودِيُّ: إِنَّمَا نَدْعُوهُ بِاسْمِهِ الَّذِي سَمَّاهُ بِهِ أَهْلُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اسْمِي مُحَمَّدٌ الَّذِي سَمَّانِي بِهِ أَهْلِي» . قَالَ الْيَهُودِيُّ: جِئْتُ أَسْأَلُكَ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيَنْفَعُكَ إِنْ حَدَّثْتُكَ؟» قَالَ: أَسْمَعُ بِأُذُنِيَّ، فَنَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعُودٍ مَعَهُ، فَقَالَ: «سَلْ» ، فَقَالَ الْيَهُودِيُّ: أَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فِي الظُّلْمَةِ دُونَ الْجِسْرِ» . قَالَ: فَمَنْ أَوَّلُ النَّاسِ إِجَازَةً؟ قَالَ: «فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ» . قَالَ: فَمَا تُحْفَتُهُمْ حِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: «زِيَادَةُ كَبِدِ النُّونِ» . قَالَ: فَمَا غِذَاؤُهُمْ عَلَى أَثَرِهِ؟ قَالَ: «يُنْحَرُ لَهُمْ ثَوْرُ الْجَنَّةِ الَّذِي كَانَ يَأْكُلُ مِنْ أَطْرَافِهَا» . قَالَ: فَمَا شَرَابُهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: «مِنْ عَيْنٍ فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا» . قَالَ: صَدَقْتَ , وَجِئْتُ أَسْأَلُكَ عَنْ شَيْءٍ لَا يَعْلَمُهُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ رَجُلٌ أَوْ رَجُلَانِ قَالَ: «يَنْفَعُكَ إِنْ حَدَّثْتُكَ؟» قَالَ: أَسْمَعُ بِأُذُنِيَّ قَالَ: جِئْتُ أَسْأَلُكَ عَنِ الْوَلَدِ قَالَ: «مَاءُ الرَّجُلِ أَبْيَضُ، وَمَاءُ الْمَرْأَةِ أَصْفَرُ، فَإِذَا اجْتَمَعَا فَعَلَا مَنِيُّ الرَجُلٍ مَنِيَّ الْمَرْأَةِ أَذْكَرَا بِإِذْنِ اللَّهِ، وَإِذَا عَلَا مَنِيُّ الْمَرْأَةِ مَنِيَّ الرَّجُلِ آنَثَا بِإِذْنِ اللَّهِ» قَالَ الْيَهُودِيُّ: صَدَقْتَ وَإِنَّكَ لِنَبِيٌّ ثُمَّ انْصَرَفَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَأَلَنِي هَذَا عَنِ الَّذِي سَأَلَنِي عَنْهُ، وَمَا لِي عِلْمٌ بِشَيْءٍ مِنْهُ حَتَّى أَتَانِي اللَّهُ بِهِ»
"Aku pernah berdiri di dekat Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datanglah salah seorang rahib dari orang-orang Yahudi seraya berkata :
'Semoga keselamatan tercurah atasmu wahai Muhammad”.
Maka akupun mendorongnya dengan keras hingga dia hampir saja terjungkal karenanya.' Lantas dia bertanya, 'Kenapa kamu mendorongku? '
Aku menjawab, 'Tidak bisakah kamu memanggilnya dengan panggilan "Rasulullah"? '
Rahib Yahudi itu menjawab, 'Cukuplah kami memanggilnya dengan nama yang diberikan keluarganya kepadanya.'
Lantas Rasulullah ﷺ berkata, ' namaku ialah Muhammad, nama yang diberikan keluargaku kepadaku.'
Yahudi itu berkata, 'Aku datang untuk bertanya beberapa pertanyaan kepadamu.'
Rasulullah ﷺ balik bertanya, 'Adakah sesuatu yang bermanfaat bagimu jika aku berbicara denganmu.'
Dia menjawab, 'Aku akan mendengarkan dengan kedua telingaku ini'.
Lalu Rasulullah ﷺ membuat garis-garis ke tanah dengan tongkat yang ada di tangan beliau seraya berkata, 'Bertanyalah! '
Yahudi itu berucap, '(Hari ketika bumi diganti dengan bumi dan langit yang lain…) (QS. Ibrahim 48), kala itu manusia berada di mana? '
Rasulullah ﷺ menjawab, 'Mereka berada dalam kegelapan di bawah shirath (jembatan).'
Dia bertanya, 'Lalu siapakah orang yang paling pertama diizinkan untuk menyeberangi jembatan itu? '
Beliau menjawab, 'Orang-orang fakir dari kaum Muhajirin'.
Yahudi itu bertanya lagi, 'Apa hidangan spesial bagi mereka ketika memasuki surga? '
Beliau menjawab, 'Bagian tepi hati ikan paus'. Dia bertanya lagi, 'Setelah itu hidangan apa lagi yang disuguhkan untuk mereka? '
Beliau menjawab, 'Mereka disembelihkan sapi surga yang dimakan dari sisi-sisinya'.
Dia bertanya lagi, 'Apa minuman mereka? ' Beliau menjawab, 'Minuman yang diambil dari mata air yang bernama Salsabila'.
Dia berkata, 'Kamu benar'.
Kemudian dia melanjutkan ucapannya, 'Aku juga datang untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang jawabannya tidak diketahui seorang pun di muka bumi ini kecuali seorang Nabi atau seorang atau dua orang lelaki saja'.
Beliau berkata, 'Apakah akan memberikan manfaat kepadamu jika aku menjawabnya? '
Dia menjawab, 'Aku akan mendengarkannya dengan kedua telingaku'.
Dia berkata, 'Aku datang dengan sebuah pertanyaan mengenai anak'.
Beliau menjawab, 'Air mani seorang lelaki berwarna putih dan air mani seorang wanita berwarna kuning, jika keduanya menyatu lalu air mani si lelaki lebih dominan atas air mani wanita maka janin itu akan berkelamin laki-laki dengan izin Allah. Namun jika air mani wanita lebih dominan atas air mani si lelaki maka janin itu akan berkelamin wanita dengan izin Allah.'
Yahudi itu berkata, 'Kamu benar, dan kamu memang benar-benar seorang Nabi'.
Lalu lelaki Yahudi itupun beranjak pergi.
Setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda, 'Sungguh aku pernah ditanya seseorang tentang pertanyaan yang dia juga menanyakannya kepadaku, dan aku sama sekali tidak tahu jawabannya sampai Allah memberitahukannya kepadaku'.
[Shahih Muslim no. 473 dan Shahih Ibnu Khuzaimah no. 232]:
HADITS KE DUA :
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu :
أنَّ عَبْدَ اللَّهِ بنَ سَلَامٍ، بَلَغَهُ مَقْدَمُ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ المَدِينَةَ فأتَاهُ يَسْأَلُهُ عن أشْيَاءَ، فَقَالَ: إنِّي سَائِلُكَ عن ثَلَاثٍ لا يَعْلَمُهُنَّ إلَّا نَبِيٌّ، ما أوَّلُ أشْرَاطِ السَّاعَةِ؟ وما أوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أهْلُ الجَنَّةِ؟ وما بَالُ الوَلَدِ يَنْزِعُ إلى أبِيهِ أوْ إلى أُمِّهِ؟
قَالَ: أخْبَرَنِي به جِبْرِيلُ آنِفًا. قَالَ ابنُ سَلَامٍ: ذَاكَ عَدُوُّ اليَهُودِ مِنَ المَلَائِكَةِ .
قَالَ: أمَّا أوَّلُ أشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُهُمْ مِنَ المَشْرِقِ إلى المَغْرِبِ، وأَمَّا أوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أهْلُ الجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ الحُوتِ، وأَمَّا الوَلَدُ فَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ المَرْأَةِ نَزَعَ الوَلَدَ، وإذَا سَبَقَ مَاءُ المَرْأَةِ مَاءَ الرَّجُلِ نَزَعَتِ الوَلَدَ
قَالَ: أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأنَّكَ رَسولُ اللَّهِ، قَالَ يا رَسولَ اللَّهِ: إنَّ اليَهُودَ قَوْمٌ بُهُتٌ فَاسْأَلْهُمْ عَنِّي، قَبْلَ أنْ يَعْلَمُوا بإسْلَامِي، فَجَاءَتِ اليَهُودُ فَقَالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أيُّ رَجُلٍ عبدُ اللَّهِ بنُ سَلَامٍ فِيكُمْ؟ قالوا: خَيْرُنَا وابنُ خَيْرِنَا، وأَفْضَلُنَا وابنُ أفْضَلِنَا، فَقَالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أرَأَيْتُمْ إنْ أسْلَمَ عبدُ اللَّهِ بنُ سَلَامٍ قالوا: أعَاذَهُ اللَّهُ مِن ذلكَ، فأعَادَ عليهم، فَقالوا: مِثْلَ ذلكَ، فَخَرَجَ إليهِم عبدُ اللَّهِ فَقَالَ: أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وأنَّ مُحَمَّدًا رَسولُ اللَّهِ، قالوا: شَرُّنَا وابنُ شَرِّنَا، وتَنَقَّصُوهُ، قَالَ: هذا كُنْتُ أخَافُ يا رَسولَ اللَّهِ.
“Bahwa telah sampai berita kepada Abdullah bin Salam tentang kedatangan Nabi ﷺ di Madinah, lalu dia menanyakan beberapa perkara kepada beliau.
Katanya : "Aku akan bertanya kepada anda tiga perkara yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Apakah tanda-tanda pertama hari qiyamat?, dan apa makanan pertama yang akan dimakan oleh penghuni surga dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana ia mirip dengan ibunya?.
Beliau ﷺ menjawab: "Jibril baru saja memberitahuku."
Abdullah bin Salam berkata; "Dia adalah malaikat yang menjadi musuh orang-orang Yahudi."
Beliau ﷺ bersabda: "Adapun tanda pertama hari qiyamat adalah api yang muncul dan akan menggiring orang-orang dari timur menuju barat. Dan makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan paus, sedangkan (miripnya) seorang anak, apabila sang suami mendatangi istrinya dan air maninya mendahului air mani istrinya, berarti akan lahir anak yang menyerupai bapaknya, namun bila air mani istrinya mendahului air mani suaminya, maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya."
Mendengar itu Abdullah bin Salam berkata : "Aku bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan engkau adalah Rasulullah." Kemudian dia berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah kaum yang sangat suka berbohong (menuduh). Untuk itu, tanyalah mereka tentang aku sebelum mereka mengetahui keIslamanku."
Setelah itu orang-orang Yahudi datang, lalu Nabi ﷺ bersabda: "Bagaimana pendapat kalian tentang seorang laki-laki yang bernama Abdullah bin Salam?".
Mereka menjawab; "Dia adalah seorang 'alim kami dan putra dari seorang 'alim kami dan orang kepercayaan kami dan putra dari orang kepercayaan kami."
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: "Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah bin Salam memeluk Islam?."
Mereka menjawab : "Semoga dia dilindungi Allah dari perbuatan itu".
Beliau mengulangi pertanyaannya kepada mereka, Namun mereka tetap menjawab seperti tadi. Lalu Abdullah bin Salam keluar seraya berkata;
"Aku bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
Maka mereka berkata; "Dia ini orang yang paling buruk diantara kami dan putra dari orang yang buruk."
Mereka terus saja meremehkan Abdullah bin Salam. Lalu Abdullah bin Salam berkata; "Inilah yang aku khawatirkan tadi, wahai Rasulullah [HR. Bukhori no. 3938]
*****
WASIAT MU'ADZ BIN JABAL RADHIYALLAHU ‘ANHU:
Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi dari Yazid bin 'Umairah, dia berkata:
لَمَّا حَضَرَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ المَوْتُ قِيلَ لَهُ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَوْصِنَا، قَالَ: أَجْلِسُونِي، فَقَالَ : إِنَّ العِلْمَ وَالإِيمَانَ مَكَانَهُمَا، مَنْ ابْتَغَاهُمَا وَجَدَهُمَا، يَقُولُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَالتَمِسُوا العِلْمَ عِنْدَ أَرْبَعَةِ رَهْطٍ، عِنْدَ عُوَيْمِرٍ أَبِي الدَّرْدَاءِ، وَعِنْدَ سَلْمَانَ الفَارِسِيِّ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ الَّذِي كَانَ يَهُودِيًّا فَأَسْلَمَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّهُ عَاشِرُ عَشَرَةٍ فِي الجَنَّةِ"
"Ketika Mu'adz bin Jabal mendekati ajalnya, dia diminta untuk memberi wasiat. Dia berkata: "Biarkan saya duduk."
Lalu dia berkata: "Sesungguhnya ilmu dan iman itu ada tempatnya, barang siapa yang menginginkan keduanya, maka dia bisa mendapatkan keduanya - dia mengatakan ini tiga kali- maka carilah ilmu dari empat orang: dari 'Uwaimir Abu Ad-Darda', dari Salman Al-Farisi, dari Abdullah bin Mas'ud, dan dari Abdullah bin Salam yang dahulu Yahudi, kemudian dia masuk Islam. Dan saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Dia adalah salah satu dari sepuluh orang yang kelak di surga'."
[HR. Ahmad dalam Al-Musnad 5/242, dan al-Tirmidzi 5/63 (3804) dan al-Hakim 3/270].
At-Tirmidzi berkata: "Hadis ini hasan sahih gharib."
Dan al-Hakim menshahihkan sanadnya 3/270, 416, dengan persetujuan dari al-Dhahabi.
Dan melalui jalur Mu'awiyah bin Shalih, Ibnu Hibban menshahihkannya dalam al-Majruhin 16/122 (7165). Dan al-Albani mensahihkan hadis tersebut.
*****
ILMU ABDULLAH BIN SALAM (RA) TENTANG KITAB TAURAT :
Dari Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu :
أَنَّ الْيَهُودَ جَاءُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرُوا لَهُ أَنَّ رَجُلًا مِنْهُمْ وَامْرَأَةً زَنَيَا فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَجِدُونَ فِي التَّوْرَاةِ فِي شَأْنِ الرَّجْمِ فَقَالُوا نَفْضَحُهُمْ وَيُجْلَدُونَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ كَذَبْتُمْ إِنَّ فِيهَا الرَّجْمَ فَأَتَوْا بِالتَّوْرَاةِ فَنَشَرُوهَا فَوَضَعَ أَحَدُهُمْ يَدَهُ عَلَى آيَةِ الرَّجْمِ فَقَرَأَ مَا قَبْلَهَا وَمَا بَعْدَهَا فَقَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ ارْفَعْ يَدَكَ فَرَفَعَ يَدَهُ فَإِذَا فِيهَا آيَةُ الرَّجْمِ فَقَالُوا صَدَقَ يَا مُحَمَّدُ فِيهَا آيَةُ الرَّجْمِ فَأَمَرَ بِهِمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرُجِمَا قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَجْنَأُ عَلَى الْمَرْأَةِ يَقِيهَا الْحِجَارَةَ
“Bahwa orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah ﷺ lalu bercerita bahwa ada seseorang laki-laki dari kalangan mereka dan seorang wanita berzina.
Lalu Rasulullah ﷺ bertanya kepada mereka; "Apa yang kalian dapatkan dalam Kitab Taurah tentang permasalahan hukum rajam?".
Mereka menjawab; "Kami mempermalukan (membeberkan aib) mereka dan mencambuk mereka".
Maka Abdullah bin Salam berkata; "Kalian berdusta. Sesungguhnya di dalam Kitab Taurat ada hukuman rajam. Coba bawa kemari kitab Taurat”.
Maka mereka membacanya secara seksama lalu salah seorang diantara mereka meletakkan tangannya pada ayat rajam, dan dia hanya membaca ayat sebelum dan sesudahnya.
Kemudian Abdullah bin Salam berkata; "Coba kamu angkat tanganmu".
Maka orang itu mengangkat tangannya, dan ternyata ada ayat tentang rajam hingga akhirnya mereka berkata; "Dia benar, wahai Muhammad. Di dalam Taurat ada ayat tentang rajam".
Maka Rasulullah ﷺ memerintahkan kedua orang yang berzina itu agar dirajam".
Abdullah bin 'Umar berkata; "Dan kulihat laki-laki itu melindungi wanita tersebut agar terhindar dari lemparan batu".
[Bukhari no. 6841 dan Muslim no. 1699]
*****
ABDULLAH BIN SALAM BERPEGANG TEGUH PADA TALI YANG KUAT:
Dari Qais bin 'Ubad dia berkata;
كُنْتُ بِالْمَدِينَةِ فِي نَاسٍ فِيهِمْ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ رَجُلٌ فِي وَجْهِهِ أَثَرٌ مِنْ خُشُوعٍ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ هَذَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ هَذَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ يَتَجَوَّزُ فِيهِمَا ثُمَّ خَرَجَ فَاتَّبَعْتُهُ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ وَدَخَلْتُ فَتَحَدَّثْنَا فَلَمَّا اسْتَأْنَسَ قُلْتُ لَهُ إِنَّكَ لَمَّا دَخَلْتَ قَبْلُ قَالَ رَجُلٌ كَذَا وَكَذَا قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يَقُولَ مَا لَا يَعْلَمُ وَسَأُحَدِّثُكَ لِمَ ذَاكَ رَأَيْتُ رُؤْيَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَصَصْتُهَا عَلَيْهِ رَأَيْتُنِي فِي رَوْضَةٍ ذَكَرَ سَعَتَهَا وَعُشْبَهَا وَخُضْرَتَهَا وَوَسْطَ الرَّوْضَةِ عَمُودٌ مِنْ حَدِيدٍ أَسْفَلُهُ فِي الْأَرْضِ وَأَعْلَاهُ فِي السَّمَاءِ فِي أَعْلَاهُ عُرْوَةٌ فَقِيلَ لِي ارْقَهْ فَقُلْتُ لَهُ لَا أَسْتَطِيعُ فَجَاءَنِي مِنْصَفٌ قَالَ ابْنُ عَوْنٍ وَالْمِنْصَفُ الْخَادِمُ فَقَالَ بِثِيَابِي مِنْ خَلْفِي وَصَفَ أَنَّهُ رَفَعَهُ مِنْ خَلْفِهِ بِيَدِهِ فَرَقِيتُ حَتَّى كُنْتُ فِي أَعْلَى الْعَمُودِ فَأَخَذْتُ بِالْعُرْوَةِ فَقِيلَ لِيَ اسْتَمْسِكْ فَلَقَدْ اسْتَيْقَظْتُ وَإِنَّهَا لَفِي يَدِي فَقَصَصْتُهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ تِلْكَ الرَّوْضَةُ الْإِسْلَامُ وَذَلِكَ الْعَمُودُ عَمُودُ الْإِسْلَامِ وَتِلْكَ الْعُرْوَةُ عُرْوَةُ الْوُثْقَى وَأَنْتَ عَلَى الْإِسْلَامِ حَتَّى تَمُوتَ قَالَ وَالرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ
Pada suatu hari aku berada di Madinah bersama orang-orang yang di antara mereka terdapat sahabat Nabi ﷺ. Lalu seseorang datang dan di wajahnya terdapat tanda kekhusyu'an.
Orang-orang berkata : “Orang itu termasuk penghuni surga, orang itu termasuk penghuni surga”.
Kemudian ia shalat dua rakaat yang ringan. Saat ia keluar dari masjid, aku mengikutinya hingga ia masuk rumah, akupun ikut masuk bersamanya, lalu kami berbincang-bincang. Ketika dia sudah merasa akrab, aku berkata padanya :
‘Saat kau masuk masjid, orang-orang berkata seperti ini dan itu’.
Beliau berkata; Subhaanallaah, tidak sepatutnya orang mengatakan sesuatu yang tidak diketahui. Aku akan menceritakan kepadamu, bahwa aku pernah bermimpi sesuatu dimasa Rasulullah ﷺ lalu aku ceritakan mimpi itu pada beliau, aku bermimpi sepertinya aku berada di sebuah taman’.
Ibnu 'Aun berkata ; Beliau menyebutkan luasnya, hijau rumputnya, dan di tengahnya ada tiang besi, bawahnya menancap ke bumi dan atasnya sampai langit. Di atasnya ada tali .
Ibnu 'Aun al minshaf berkata : Orang itu berkata :
‘Lalu dikatakan kepadaku: Naiklah. Aku berkata; Aku tidak bisa. Lalu datanglah misnhaf . Lalu ia mengangkat bajuku dari belakang, ia berkata; Naiklah. Aku pun naik hingga aku berada di atas tiang dan meraih tali.
Ia berkata; Berpeganganlah pada tali. Lalu aku terbangun dan tali itu ada di tanganku.
Kemudian aku mendatangi nabi ﷺ lalu aku ceritakan padanya. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Maksud tanaman itu adalah Islam, tiangnya itu adalah tiang Islam sedangkan talinya itu adalah ‘Urwatul Wutsqoo [tali yang erat dan kuat], dan engkau berada dalam Islam hingga kamu meninggal."
Berkata Ibnu 'Aun: 'orang yang dimaksudkan itu adalah 'Abdullah bin Salam.'
[HR. Bukhori no. 3813 dan Muslim no. 4536]
Dan dari Kharasyah bin Al Hurr, dia berkata :
كُنْتُ جَالِسًا فِي حَلَقَةٍ فِي مَسْجِدِ الْمَدِينَةِ، قَالَ: وَفِيهَا شَيْخٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ، وَهُوَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلَامٍ، قَالَ: فَجَعَلَ يُحَدِّثُهُمْ حَدِيثًا حَسَنًا، قَالَ فَلَمَّا قَامَ قَالَ الْقَوْمُ: مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا، قَالَ فَقُلْتُ: وَاللهِ لَأَتْبَعَنَّهُ فَلَأَعْلَمَنَّ مَكَانَ بَيْتِهِ، قَالَ فَتَبِعْتُهُ، فَانْطَلَقَ حَتَّى كَادَ أَنْ يَخْرُجَ مِنَ الْمَدِينَةِ، ثُمَّ دَخَلَ مَنْزِلَهُ، قَالَ: فَاسْتَأْذَنْتُ عَلَيْهِ فَأَذِنَ لِي، فَقَالَ: مَا حَاجَتُكَ؟ يَا ابْنَ أَخِي قَالَ فَقُلْتُ لَهُ: سَمِعْتُ الْقَوْمَ يَقُولُونَ لَكَ، لَمَّا قُمْتَ: مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا، فَأَعْجَبَنِي أَنْ أَكُونَ مَعَكَ، قَالَ: اللهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ، وَسَأُحَدِّثُكَ مِمَّ قَالُوا ذَاكَ، إِنِّي بَيْنَمَا أَنَا نَائِمٌ، إِذْ أَتَانِي رَجُلٌ فَقَالَ لِي: قُمْ، فَأَخَذَ بِيَدِي فَانْطَلَقْتُ مَعَهُ، قَالَ: فَإِذَا أَنَا بِجَوَادَّ عَنْ شِمَالِي، قَالَ: فَأَخَذْتُ لِآخُذَ فِيهَا، فَقَالَ لِي لَا تَأْخُذْ فِيهَا فَإِنَّهَا طُرُقُ أَصْحَابِ الشِّمَالِ، قَالَ فَإِذَا جَوَادُّ مَنْهَجٌ عَلَى يَمِينِي، فَقَالَ لِي: خُذْ هَاهُنَا، فَأَتَى بِي جَبَلًا، فَقَالَ لِيَ: اصْعَدْ، قَالَ فَجَعَلْتُ إِذَا أَرَدْتُ أَنْ أَصْعَدَ خَرَرْتُ عَلَى اسْتِي، قَالَ: حَتَّى فَعَلْتُ ذَلِكَ مِرَارًا، قَالَ: ثُمَّ انْطَلَقَ بِي حَتَّى أَتَى بِي عَمُودًا، رَأْسُهُ فِي السَّمَاءِ وَأَسْفَلُهُ فِي الْأَرْضِ، فِي أَعْلَاهُ حَلْقَةٌ، فَقَالَ لِيَ: اصْعَدْ فَوْقَ هَذَا، قَالَ قُلْتُ: كَيْفَ أَصْعَدُ هَذَا؟ وَرَأْسُهُ فِي السَّمَاءِ، قَالَ فَأَخَذَ بِيَدِي فَزَجَلَ بِي، قَالَ فَإِذَا أَنَا مُتَعَلِّقٌ بِالْحَلْقَةِ، قَالَ ثُمَّ ضَرَبَ الْعَمُودَ فَخَرَّ، قَالَ وَبَقِيتُ مُتَعَلِّقًا بِالْحَلْقَةِ حَتَّى أَصْبَحْتُ، قَالَ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَصَصْتُهَا عَلَيْهِ، فَقَالَ: «أَمَّا الطُّرُقُ الَّتِي رَأَيْتَ عَنْ يَسَارِكَ فَهِيَ طُرُقُ أَصْحَابِ الشِّمَالِ، قَالَ وَأَمَّا الطُّرُقُ الَّتِي رَأَيْتَ عَنْ يَمِينِكَ فَهِيَ طُرُقُ أَصْحَابِ الْيَمِينِ، وَأَمَّا الْجَبَلُ فَهُوَ مَنْزِلُ الشُّهَدَاءِ، وَلَنْ تَنَالَهُ، وَأَمَّا الْعَمُودُ فَهُوَ عَمُودُ الْإِسْلَامِ، وَأَمَّا الْعُرْوَةُ فَهِيَ عُرْوَةُ الْإِسْلَامِ وَلَنْ تَزَالَ مُتَمَسِّكًا بِهَا حَتَّى تَمُوتَ»
"Saya pernah duduk pada suatu halaqah di dalam masjid Madinah yang dipandu oleh seorang syaikh yang berpenampilan menarik, yaitu [Abdullah bin Salam], yang ia menyampaikan nasihat kepada para jama'ah.'
Kharasyah berkata; 'Setelah Abdullah bin Salam berdiri, maka para jama'ah berseru; 'Siapa yang ingin melihat seseorang yang termasuk ahli surga, maka lihatlah syaikh ini! '
Kharasyah berkata; 'Lalu saya berkata; 'Demi Allah, saya pasti akan mengikutinya agar saya tahu di mana letak rumahnya.'
Kemudian saya pun mengikuti syaikh tersebut yang berjalan hampir keluar dari Madinah hingga ia masuk ke dalam rumahnya.'
Kharasyah berkata; 'Kemudian saya meminta izin kepadanya dan pun mempersilahkan saya untuk masuk ke rumahnya.'
Syaikh tersebut bertanya kepada saya; 'Ada yang dapat saya bantu hai anak saudaraku? ' Saya menjawab; 'Saya tadi mendengar para jama'ah mengatakan tentang engkau ketika engkau berdiri. Barang siapa ingin melihat seseorang yang akan masuk surga, maka lihatlah syaikh ini, hingga akhirnya saya mengikuti engkau.
Abdullah bin Salam berkata; 'Sebenarnya hanya Allah lah Yang Maha Tahu tentang orang yang akan masuk surga. Saya akan memberitahukan kepadamu tentang apa yang mereka katakan tadi;
'Saya pernah bermimpi dan dalam mimpi tersebut saya didatangi oIeh seorang laki-laki. Kemudian laki-laki itu berkata kepada saya; 'Hai Abdullah, bangunlah! ' Lalu ia memegang tangan saya dan pergi bersamanya. Ternyata di sebelah kiri saya ada jalan yang memanjang dan saya pun ingin lewat di atas jalan itu. Tetapi laki-laki tersebut berkata kepada saya; 'Janganlah kamu lewati jalan itu, karena itu adalah jalan orang-orang yang tersesat!
Selain itu, ada pula jalan yang memanjang di sebelah kanan saya. Lalu laki-laki tersebut berkata kepada saya, 'Lewatilah jalan ini! '
Kemudian ia membawa saya ke sebuah gunung. Sesampainya di sana ia berkata; 'Naiklah! ' Tetapi, setiap kali saya naik, saya terjatuh di atas pantat saya. Kemudian ia mengajak saya pergi hingga sampai di sebuah tiang yang ujungnya di langit dan pangkalnya di bumi serta ada sebuah Iingkaran di bagian atasnya.
Laki-laki itu berkata kepada saya; 'Naiklah ke atas tiang ini! ' Saya menjawab; 'Bagaimana saya dapat naik ke atas, sedangkan ujungnya ada di langit? '
Lalu laki-laki itu memegang tangan saya dan melemparkan saya ke atas hingga saya bergelantungan di atas lingkaran yang ada di ujung tiang tersebut. Setelah itu, ia memukul tiang tersebut hingga runtuh, sedangkan saya tetap bergelantungan di atas Iingkaran tersebut sampai pagi.
Abdullah bin Salam berkata; 'Esok harinya saya datang menemui Rasulullah ﷺ untuk menceritakan mimpi tersebut kepada beIiau.'
Maka Rasulullah menjelaskan mimpi itu kepada saya: 'Jalan yang kamu lihat di sebelah kirimu itu adalah jalan orang-orang yang sesat, sedangkan jalan yang kamu lihat di sebelah kanan itu adalah jalan orang-orang yang baik. Gunung adalah rumah para syuhada, tetapi kamu tidak dapat meraihnya. Tiang itu adalah agama Islam, sedangkan lingkaran tempat kamu berpegangan adalah ‘Urwatul Islam yang senantiasa akan kamu pegangi hingga kamu meninggal dunia.' [HR. Muslim no. 2484]
*****
ABDULLAH BIN SALAM (RA) TERMASUK PENGHUNI SURGA:
Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi dari Yazid bin 'Umairah, dia berkata:
لَمَّا حَضَرَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ المَوْتُ قِيلَ لَهُ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَوْصِنَا، قَالَ: أَجْلِسُونِي، فَقَالَ : إِنَّ العِلْمَ وَالإِيمَانَ مَكَانَهُمَا، مَنْ ابْتَغَاهُمَا وَجَدَهُمَا، يَقُولُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَالتَمِسُوا العِلْمَ عِنْدَ أَرْبَعَةِ رَهْطٍ، عِنْدَ عُوَيْمِرٍ أَبِي الدَّرْدَاءِ، وَعِنْدَ سَلْمَانَ الفَارِسِيِّ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ الَّذِي كَانَ يَهُودِيًّا فَأَسْلَمَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّهُ عَاشِرُ عَشَرَةٍ فِي الجَنَّةِ"
"Ketika Mu'adz bin Jabal mendekati ajalnya, dia diminta untuk memberi wasiat. Dia berkata: "Biarkan saya duduk."
Lalu dia berkata: "Sesungguhnya ilmu dan iman itu ada tempatnya, barang siapa yang menginginkan keduanya maka dia akan mendapatkan keduanya - dia mengatakan ini tiga kali- maka carilah ilmu dari empat orang: dari 'Uwaimir Abu Ad-Darda', dari Salman Al-Farisi, dari Abdullah bin Mas'ud, dan dari Abdullah bin Salam yang dahulu Yahudi, kemudian dia masuk Islam. Karena saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Dia adalah salah satu dari sepuluh orang yang kelak di surga'."
[HR. Ahmad dalam Al-Musnad 5/242, dan al-Tirmidzi 5/63 (3804) dan al-Hakim 3/270].
At-Tirmidzi berkata: "Hadis ini hasan sahih gharib."
Dan al-Hakim menshahihkan sanadnya 3/270, 416, dengan persetujuan dari al-Dhahabi.
Dan melalui jalur Mu'awiyah bin Shalih, Ibnu Hibban menshahihkannya dalam al-Majruhin 16/122 (7165). Dan al-Albani mensahihkan hadis tersebut.
Dan diriwayatkan oleh Muslim dengan sanadnya dari Muhammad bin Sirin, dia berkata: Qais bin 'Ubad mengatakan:
كُنْتُ فِي حَلْقَةٍ فِيهَا سَعْدُ بْنُ مَالِكٍ وَابْنُ عُمَرَ، فَمَرَّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ، فَقَالُوا: هَذَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، فَقُلْتُ لَهُ: إِنَّهُمْ قَالُوا كَذَا وَكَذَا، قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، مَا كَانَ يَنْبَغِي لَهُمْ أَنْ يَقُولُوا مَا لَيْسَ لَهُمْ بِهِ عِلْمٌ، إِنَّمَا رَأَيْتُ كَأَنَّمَا عَمُودٌ وُضِعَ فِي رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فَنُصِبَ فِيهَا، وَفِي رَأْسِهَا عُرْوَةٌ، وَفِي أَسْفَلِهَا مِنْصَفٌ، وَالمِنْصَفُ الوَصِيفُ، فَقِيلَ: ارْقَهْ، فَرَقِيتُهُ حَتَّى أَخَذْتُ بِالعُرْوَةِ، فَقَصَصْتُهَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَمُوتُ عَبْدُ اللَّهِ وَهُوَ آخِذٌ بِالعُرْوَةِ الوُثْقَى»
"Aku berada dalam suatu majelis bersama Sa'ad bin Malik dan Ibnu Umar, lalu Abdullah bin Salam lewat. Mereka berkata: 'Dia adalah seorang dari penghuni surga.'
Aku pun bangkit dan berkata kepadanya: 'Mereka mengatakan begini dan begitu tentangmu.'
Dia menjawab: 'Maha suci Allah! Tidak pantas bagi mereka untuk mengatakan sesuatu yang mereka tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Aku hanya pernah bermimpi seakan-akan melihat tiang telah ditanam di kebun yang hijau, kemudian ditancapkan di sana, dan di ujung atasnya terdapat seutas tali, di bagian bawahnya terdapat sebuah tabung, dan tabung tersebut terikat dengan kuat. Maka dikatakan: 'Naiklah dan ambillah tali itu!' Maka aku pun naik hingga aku mengambil tali tersebut.".
Lalu aku ceritakan hal tersebut kepada Rasulullah ﷺ, maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Abdullah, hingga meninggal akan selalu dalam keadaan memegang ‘Urwatul Wutsqo [tali yang erat dan kokoh].'" [HR. Bukhori no. 7010 dan Muslim no. 2484]
Imam Ahmad dan Ibnu Hibban meriwayatkan dalam kitab Shahih dan dinilai hasan oleh Al-Albani dalam "As-Silsilah As-Sahihah" (3317), dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِقَصْعَةٍ، فَأَصْبَنَا مِنْهَا، فَفَضَّلَتْ فَضْلَةٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: يَطْلُعُ رَجُلٌ مِنْ هَذَا الْفَجِّ، يَأْكُلُ هَذِهِ الْقَصْعَةَ - مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَقَالَ سَعْدٌ: وَكُنْتُ تَرَكْتُ أَخِي عُمَيْرًا يَتَطَهَّرُ، فَقُلْتُ: هُوَ أَخِي، فَجَاءَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلَامٍ، فَأَكَلَهَا.
“Bahwa Nabi ﷺ dibawakan semangkuk makanan, lalu kami memakan sebagian darinya. Dalam mangkuk itu masih tersisa sedikit makanan, lalu Rasulullah ﷺ berkata: "Seorang lelaki dari lembah ini akan keluar, dia akan makan dari mangkuk ini - dia dari penghuni surga." Sa'ad berkata: "Aku meninggalkan saudaraku, Umayr, dia sedang berwudhu. Aku berkata: 'Dia saudaraku.' Lalu Abdullah bin Salam datang dan dia yang memakannya."
*****
AYAT-AYAT YANG SEBAB TURUNNYA BERKENAAN DENGAN ABDULLAH BIN SALAM:
Diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama : firman Allah SWT :
﴿۞ لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ﴾
" Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku teguh dan lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada pertengahan waktu malam, sedang mereka juga bersujud (sembahyang)." (Ali Imran: 113)
Disebutkan dalam kitab"Ahkam al-Quran" oleh Ibnu Arabi (1/385) tentang firman Allah Ta'ala di atas:
“ Ibnu Wahb berkata:
قَالَ مَالِك: يَعْنِي: قَائِمَةً بِالْحَقِّ، يُرِيدُ قَوْلًا وَفِعْلًا؛ فَيَعُودُ الْكَلَامُ إِلَى الْآيَةِ الْمُتَقَدِّمَةِ: ﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ﴾.
Malik berkata, "Maksudnya, mereka teguh dalam kebenaran, baik dalam perkataan maupun perbuatan." Maka, pembicaraan ini kembali kepada ayat sebelumnya: "Dan hendaklah ada di antara kalian umat yang menyeru kepada kebaikan." (Ali Imran: 104)
Para ahli tafsir sepakat bahwa ayat ini turun berkaitan dengan orang-orang Ahli Kitab yang masuk Islam, dan ini menunjukkan penjelasan yang jelas dalam Al-Quran. Pembukaan pembicaraan mengenai ketidaksetaraan antara mereka yang masuk Islam dari kalangan Ahli Kitab dengan umat Muhammad ﷺ.
Namun telah diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud :
أَنَّ مَعْنَاهُ نَفْيُ الْمُسَاوَاةِ بَيْنَ أَهْلِ الْكِتَابِ وَأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bahwa maknanya adalah menafikan kesamaan antara Ahli Kitab dan umat Muhammad ﷺ.
Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas :
أَنَّهَا نُزِلَتْ فِي عَبْدِ اللَّهِ بِنْ سَلَامٍ وَمَنْ أَسْلَمَ مَعَهُ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
Bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam dan orang-orang Ahli Kitab yang masuk Islam bersamanya. [Selesai dari "Ahkam al-Quran" oleh Ibnu Arabi (1/385)]
Kedua : firman Allah SWT :
﴿ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِن كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ﴾
"Yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.." (Al-Ma'idah: 44)
Ibnu al-Arabi berkata :
قَالَ أَبُو هُرَيْرَة وَغَيْرُهُ: وَمُحَمَّدٌ مِنْهُمْ، يَحْكُمُونَ بِمَا فِيهَا مِنَ الْحَقِّ، وَكَذَلِكَ قَالَ الْحَسَنُ، وَهُوَ الَّذِي يَقْتَضِيهِ ظَاهِرُ اللَّفْظِ وَمُطْلَقُهُ فِي قَوْلِهِ: ﴿ النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ ﴾ [المائدة: 44]، آخِرُهُمْ عَبْدَاللَّهِ بْنُ سَلَامٍ
Abu Hurairah dan yang lainnya berkata: "Termasuk di antara mereka adalah Muhammad, mereka menentukan hukum berdasarkan kebenaran yang terkandung dalam Taurat."
Demikian juga yang dikatakan oleh Al-Hasan, dan itu yang sesuai dengan makna dzohir lafal dan maknanya secara umum dalam firman Allah:
“Para nabi yang menyerah diri kepada Allah, para orang alim mereka dan para pendeta mereka terhadap orang-orang Yahudi , (Al-Ma'idah: 44).
Yang terakhir di antara mereka adalah Abdullah bin Salam”. [Selesai dari "Ahkam al-Quran" oleh Ibnu Arabi (2/127)].
Ketiga : firman Allah SWT :
﴿وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلًا ۚ قُلْ كَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِندَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ﴾
"Dan orang-orang kafir berkata: 'Kamu bukanlah seorang rasul.' Katakanlah: 'Cukuplah Allah sebagai saksi antara aku dan kamu, dan juga orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab." (Ar-Ra'd: 43).
Ibnu Arabi dalam "Ahkam al-Qur'an" (3/85) menyatakan :
اخْتَلَفَ فِيمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ بَعْدَ ذِكْرِ قَوْلِ مُجَاهِدٍ عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْوَالٍ:
الْأَوَّلُ: أَنَّ الْمُرَادَ بِهِ مَنْ آمَنَ مِنَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى.
الثَّانِي: أَنَّهُ عَبْدُاللَّهِ بْنُ سَلَامٍ.
الثَّالِثُ: أَنَّهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، وَقَدْ قُرِئَ: "وَمِنْ عِنْدِهِ عِلْم" بِخَفْضِ الْمِيمِ مِنْ "مِنْ"، وَرَفْعِ الْعَيْنِ مِنْ "عِلْم".
وَقُرِئَ بِخَفْضِ الْمِيمِ مِنْ "مِنْ" وَبَاقِيهِ عَلَى الْمَشْهُورِ.
الرَّابِعُ: الْمُؤْمِنُونَ كُلُّهُمْ.
Bahwa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang “orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab” setelah menyebut pendapat Mujahid, yaitu ada empat pendapat:
Pertama: Bahwa yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang beriman.
Kedua: Bahwa yang dimaksud adalah Abdullah bin Salam.
Ketiga: Bahwa yang dimaksud adalah Ali bin Abi Thalib, dan telah dibaca: " وَمِنْ عِنْدِهِ عِلْم / wa min 'indahu 'ilm" dengan membaca kasrah huruf mim pada "min" dan membaca rofa’ ‘Ain pada "ilm". Dan dibaca dengan kasrah huruf mim pada "min" dan sisanya sesuai dengan yang masyhur.
Keempat : Semua orang beriman.
Adapun yang dimaksud dari mereka yang menyatakan “kami beriman” dari kalangan Yahudi, maka mereka itu diantaranya adalah Ibnu Salam dan Ibn Yamim. Dan adapun dari kalangan Nasrani, maka mereka itu diantaranya adalah Salman dan Tamim Ad-Dari, maka mereka ini diisyaratkan dalam al-Quran ketika disebutkan tentang Taurat dan Injil.
Keempat : firman Allah SWT :
﴿ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ ﴾
"Dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran." (Q.S. Al-Ahqaf: 10).
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash, dia berkata:
"ما سَمِعْتُ النَّبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يقولُ لأحَدٍ يَمْشِي علَى الأرْضِ: إنَّه مِن أهْلِ الجَنَّةِ، إلَّا لِعَبْدِ اللَّهِ بنِ سَلَامٍ، قالَ: وفيهِ نَزَلَتْ هذِه الآيَةُ ﴿ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ ﴾ [الأحقاف: 10] الآيَةَ".
"Aku tidak pernah mendengar Nabi ﷺ mengatakan kepada seseorang yang berjalan di muka bumi ini: 'Dia adalah dari penghuni surga,' kecuali untuk Abdullah bin Salam."
Dia berkata: "Dan tentangnya turunlah ayat ini:
"Dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran." (Q.S. Al-Ahqaf: 10). [HR. Bukhori no. 3812]
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abdurrahman bin 'Amir, dari Ibn Abi Abdullah bin Salam, ia berkata:
لَمَّا أُرِيدَ قَتْلُ عُثْمَانَ جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ، فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ: مَا جَاءَ بِكَ؟ قَالَ: «جِئْتُ فِي نَصْرِكَ»، قَالَ: اخْرُجْ إِلَى النَّاسِ فَاطْرُدْهُمْ عَنِّي فَإِنَّكَ خَارِجًا خَيْرٌ لِي مِنْكَ دَاخِلًا، فَخَرَجَ عَبْدُ اللَّهِ، إِلَى النَّاسِ، فَقَالَ: " أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ كَانَ اسْمِي فِي الجَاهِلِيَّةِ فُلَانٌ فَسَمَّانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدَ اللَّهِ، وَنَزَلَتْ فِيَّ آيَاتٌ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ، فَنَزَلَتْ فِيَّ {وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بني إسرائيل عَلَى مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي القَوْمَ الظَّالِمِينَ} [الأحقاف: 10] وَنَزَلَ {قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الكِتَابَ} [الرعد: 43] إِنَّ لِلَّهِ سَيْفًا مَغْمُودًا عَنْكُمْ، وَإِنَّ المَلَائِكَةَ قَدْ جَاوَرَتْكُمْ فِي بَلَدِكُمْ هَذَا الَّذِي نَزَلَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاللَّهَ اللَّهَ فِي هَذَا الرَّجُلِ أَنْ تَقْتُلُوهُ، فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَتَلْتُمُوهُ لَتَطْرُدُنَّ جِيرَانَكُمُ المَلَائِكَةَ، وَلَتَسُلُّنَّ سَيْفَ اللَّهِ المَغْمُودَ عَنْكُمْ فَلَا يُغْمَدُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ "، قَالُوا: اقْتُلُوا اليَهُودِيَّ وَاقْتُلُوا عُثْمَانَ".
"Ketika Utsman hendak dibunuh, Abdullah bin Salam datang kepadanya. Utsman bertanya kepadanya: 'Apa tujuanmu?'
Dia menjawab: 'Saya datang untuk membantumu.'
Utsman berkata: 'Keluarlah ke tengah-tengah orang-orang, dan usir mereka dariku, karena keluar dariku lebih baik bagiku daripada masuk ke dalam.'
Maka Abdullah pun keluar ke tengah-tengah orang-orang, lalu dia berkata: 'Wahai manusia, nama saya pada masa Jahiliyah adalah fulan, kemudian Rasulullah ﷺ memberi nama saya Abdullah, dan turunlah ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan saya, termasuk firman Allah:
"Dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran." (Q.S. Al-Ahqaf: 10).
Dan firman-Nya: "Katakanlah: Cukuplah Allah menjadi saksi antara saya dan antara kamu, dan (juga) orang yang mempunyai ilmu tentang kitab." (Q.S. Ar-Ra'd: 43).'
Sesungguhnya Allah memiliki pedang yang tersimpan untukmu, dan sesungguhnya para malaikat telah mengelilingimu di negeri ini tempat di mana Rasulullah ﷺ diturunkan. Demi Allah, demi Allah, janganlah kalian membunuh lelaki ini. Sungguh, jika kalian membunuhnya, kalian akan mengusir para tetangga malaikat kalian, dan sesungguhnya pedang Allah yang tersimpan tidak akan pernah surut dari kalian hingga hari Kiamat."
Mereka berkata: "Bunuhlah orang Yahudi ini, dan bunuhlah Utsman."
[ HR. Tirmidzi no. 3803. Didho’ifkan sanadnya oleh al-Albaani dalam Dho’if Tirmidzi no. 3256].
*****
KEZUHUDAN, KESEDERHANAAN, KEMURAHAN HATI, DAN KERENDAHAN HATI:
Abdullah bin Salam senantiasa menghindari Riba .
Dari Sa'id bin Abi Burdah dari ayahnya:
أَتَيْتُ المَدِينَةَ فَلَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بنَ سَلَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عنْه، فَقالَ: ألَا تَجِيءُ فَأُطْعِمَكَ سَوِيقًا وتَمْرًا، وتَدْخُلَ في بَيْتٍ، ثُمَّ قالَ: إنَّكَ بأَرْضٍ الرِّبَا بهَا فَاشٍ، إذَا كانَ لكَ علَى رَجُلٍ حَقٌّ، فأهْدَى إلَيْكَ حِمْلَ تِبْنٍ، أوْ حِمْلَ شَعِيرٍ، أوْ حِمْلَ قَتٍّ، فلا تَأْخُذْهُ؛ فإنَّه رِبًا.
"Aku datang ke Madinah dan bertemu dengan Abdullah bin Salam radhiyallahu 'anhu. Dia bertanya : 'Mengapa kamu tidak datang agar aku memberimu makanan, baik gandum atau kurma, dan membiarkanmu tinggal di rumah?'
Kemudian beliau menjawab : 'Kamu berada di tanah riba, jadi jika ada seseorang yang berhutang kepadamu , maka dia akan memberimu satu angkutan jerami, satu angkutan gandum, atau satu angkutan gandum berkulit, maka janganlah kau ambil, karena itu adalah riba." [Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 3814].
Beliau kaya raya dari hasil kebun kurma, namun beliau masih jualan kayu bakar.
Dan dari Muhammad bin al-Qasim, dia berkata:
زَعَمَ عَبْدُاللهِ بْنُ حَنْظَلَةَ بْنُ الرّاهِبِ أَنَّ عَبْدَاللهِ بْنَ سَلامٍ مَرَّ فِي السّوقِ وَعَلَيْهِ حُزْمَةُ حُطَبٍ، فَقِيلَ لَهُ: مَا يَحْمِلُكَ عَلَى هَذَا وَقَدْ أَغْنَاكَ اللهُ عَنْ هَذَا؟ قَالَ: أَرَدْتُ أَنْ أَدْفَعَ الْكِبْرَ؛ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ فِي قَلْبِهِ خَرْدَلَةٌ مِنْ كِبْرٍ»
"Abdullah bin Hanzalah mengklaim bahwa Abdullah bin Salam pernah melewati pasar dengan memikul seikat kayu. Lalu orang bertanya kepadanya: 'Bukankah Allah telah membuatmu kaya?' Dia menjawab: 'Ya, tetapi aku ingin menekan sifat sombong. Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada seberat biji sawi dari kesombongan.'" .
[Diriwayatkan oleh At-Tabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir (nomor 14946), Ad-Diya' dalam "Al-Mukhtarah" (9/453-454), Al-Hakim dalam "Al-Mustadrak" (3/416), Al-Baihaqi dalam "Syu'ab Al-Iman" (7850), dan Ibnu Asakir dalam "Tarikh Dimasyq" (29/132-133).
Juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam "At-Tarikh Al-Kabir" (1/214), Ash-Shajri dalam "Amaliyyah" (2/219), Ad-Daulabi dalam "Al-Kuna" (1538), serta Qawam As-Sunnah Al-Asbahani dalam "At-Targhib wa At-Tarhib" (627) dan (2358), dan Ibnu Asakir dalam "Tarikh Dimasyq" (29/133).
Diriwayatkan juga oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawa'idnya terhadap kitab "Az-Zuhd" (hal. 227-228).
Dan diriwayatkan oleh Abu Ya'la dalam "Al-Musnad" - seperti dalam "Al-Matalib Al-'Aliyah" (13/464 nomor 3226), dan Ibnu Asakir dalam "Tarikh Dimasyq" (29/132)].
*****
SEMANGATNYA BERSAMA PARA SAHABAT UNTUK BERBUAT KEBAIKAN:
Dari Abu Salamah, dari Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
قَعَدْنَا نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَذَاكَرْنَا فَقُلْنَا: لَوْ نَعْلَمُ أَيَّ الْأَعْمَالِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى لَعَمِلْنَاهُ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿ سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ * يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴾ [الصف: ١، ٢]، حَتَّى خَتَمَهَا.
"Kami duduk bersama sekelompok sahabat Rasulullah ﷺ, lalu kami saling memberi nasihat . Maka kami berkata: 'Jika kami mengetahui amal mana yang lebih dicintai oleh Allah, kami akan melakukannya.' Maka Allah menurunkan firman-Nya: 'Bertasbihlah kepada Allah apa yang ada di langit dan di bumi, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan?' (Surah As-Saff: 1-2), hingga selesai."
[ Diriwayatkan oleh Ad-Darami (2435), At-Tirmidzi (3309).
Para perawinya dipercaya, dan riwayat ini disebutkan oleh Ahmad dalam hadis (7116) di banyak tempat dengan variasi dalam redaksi, Abu Dawud dalam hadis (4495), At-Tirmidzi dalam bagian dari hadis (2812), dan juga An-Nasa'i dalam hadis (4832). Al-Albani menilai shahih hadis ini dalam keduanya].
*****
DOKUMENTASI PARA ULAMA TENTANG DIRINYA:
Hadits tentang Abdullah bin Salam radhiyallaahu ‘anhu sebagian diriwayatkan dari Nabi ﷺ.
Dan sebagian lain diriwayatkan oleh kedua putranya, yaitu Yusuf dan Muhammad, serta oleh Abu Hurairah, Abu Burdah bin Abi Musa al-Asy'ari, Atha' bin Yasar, dan yang lainnya.
Dan beliau juga ikut serta bersama Umar radhiyallahu 'anhu dalam penaklukan Baitul Maqdis dan al-Jabiyyah, yang sebagian dari mereka menganggapnya termasuk para sahabat yang ikut dalam Badar. Ibn Sa'd menyebutkannya dalam Ath-Thobaqot ats-Tsalitsah, bahwa beliau termasuk di antara mereka yang ikut dalam Pertempuran Khandaq dan setelahnya.
[Baca : Siyar A'lam an-Nubala' (2/424)]
*****
WAFATNYA :
Wafat Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu terjadi pada tahun tiga puluh empat Hijriah. [Siyar A'lam an-Nubala' (2/424)].
0 Komentar