PENDAPAT KEDUA: TIDAK DI SYARIATKANNYA QUNUT SHUBUH KECUALI QUNUT NAAZILAH
Di Tulis Oleh Abu Haitsam Fakhry
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
Ini adalah pendapat Madzhab Hanafi, Madzhab Hanbali, para ulama Irak dan Kuufah. Dan ini adalah Madzhab al-Laits, Yahya bin Yahya al-Laitsi al-Andalusy dia adalah sahabat Imam Malik. Dan juga asy-Sya’by, beliau terrmasuk orang yang mengingkari Qunut. (Baca: Tafsir al-Qurthubi 4/129)
Berikut ini penjelasan dan Rincian dari madzhab Hanafi dan Hanbali:
Madzhab al-Hanafi dan para ulama Iraq mengatakan: Yang wajib qunut adalah dalam sholat witir. Tidak ada Qunut di waktu Shalat Subuh dan lainnya, kecuali qunut naazilah [qunut bencana] ; maka hanya seorang Imam yang boleh berqunut ketika sholat Fajar dan di amiini oleh makmum, adapun orang yang sholat munfarid [sendirian] ; maka tidak di syariatkan berqunut naazilah.
Sementara Madzhab Hanbali menyatakan: Disyariatkan Qunut sholat witir, tidak di syariatkan di selainnya, kecuali Qunut Naazilah. Tempatnya setelah Ruku’ pada rakaat trakhir.
Dan dari Imam Ahmad sendiri terdapat beberapa Riwayat terkait dengan qunut Naazilah:
A. Riwayat imam Ahmad tentang siapa saja orang-orang yang di sunnahkan untuk berqunut naazilah? ada 5 riwayat:
- Di sunnahkan bagi seorang Imam Besar.
- Wakil Imam besar.
- Yang mendapatkan Izin dari Imam Besar.
- Imam sholat berjamaah.
- Masing-masing orang yang sholat.
B. Riwayat Imam Ahmad tentang waktu Qunut Naazilah, ada 3 Riwayat:
- Waktunya hanya pada waktu sholat subuh.
- Maghrib dan Shubuh. Ini pendapat Abul Khoththob, dengan alasan adanya hadits dlam Shahih Muslim bahwa Rosulullah صلى الله عليه وسلم Qunut pada waktu Sholat Maghrib dan Shubuh.
- Maghrib, Isya dan Shubuh. Ini adalah pendapat yang Masyhur dalam madzhab Hanbali.
Baca: “المبدع” karya Ibnu Muflih 2/17, “حاشية رد المحتار” karya Ibnu ‘Aabidiin dan “كشاف القناع” karya al-Baahuti 1/397
Bersambung...
DAFTAR PEMBAHASAN:
- Pendapat Pertama: Qunut Subuh Itu Sunnah Terus Menerus – Bagian 01
- Pendapat Pertama: Qunut Subuh Itu Sunnah Terus Menerus – Bagian 02
- Pendapat Kedua: Tidak Disyariatkannya Qunut Kecuali Naazilah
- Pendapat Ibnu Taimiyah Tentang Qunut
0 Komentar